Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah stabil pada perdagangan Senin (21/7/2025) setelah mencatat penurunan mingguan pertama bulan ini.
Sentimen pasar saat ini terfokus pada kemajuan negosiasi dagang Amerika Serikat, termasuk dengan Uni Eropa, serta langkah-langkah blok tersebut dalam membatasi ekspor energi dari Rusia.
Melansir Bloomberg, harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman September 2025 menguat tipis 0,1% ke US$69,33 per barel pada pukul 07.48 WIB. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Agustus, yang akan jatuh tempo Selasa, stabil di US$67,36 per barel.
Para utusan Uni Eropa diperkirakan menggelar pertemuan dalam waktu dekat guna merumuskan strategi menghadapi kemungkinan gagalnya kesepakatan dagang dengan Presiden AS Donald Trump, yang mempertegas posisinya menjelang tenggat 1 Agustus.
Menjelang akhir pekan lalu, blok 27 negara ini menyepakati penurunan batas harga untuk minyak mentah Rusia dalam rangkaian sanksi terbaru terhadap Moskow.
Paket tersebut juga mencakup larangan terhadap produk olahan minyak Rusia, pembatasan akses ke sistem keuangan global, serta sanksi terhadap sebuah kilang besar di India. Inggris turut bergabung dalam upaya tersebut.
Baca Juga
Kepala Riset Komoditas dan Karbon di Westpac Banking Corp Robert Rennie mengatakan fakta bahwa AS belum menyatakan dukungan terhadap batas harga baru dari Uni Eropa akan membuat implementasinya menjadi sulit.
“Namun, larangan UE terhadap impor produk olahan minyak Rusia yang mulai berlaku Jumat lalu akan memperketat pasokan bahan bakar di negara-negara Barat,” jelasnya.
Meski harga minyak sempat menunjukkan tren kenaikan sejak awal Mei, Brent masih turun sekitar 7% sejak awal tahun.
Tekanan datang dari perang dagang yang semakin intensif akibat kebijakan tarif Trump, serta keputusan OPEC+ yang mulai melonggarkan kebijakan pembatasan pasokan. Harga juga diguncang oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan sanksi terhadap eksportir utama seperti Rusia dan Iran.