Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Perkasa, Sentuh Level Rp16.279,50 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 0,08% ke level Rp16.279,50 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (11/8/2025).
Karyawan menunjukan rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (14/7/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawan menunjukan rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (14/7/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Senin (11/8/2025). Rupiah ditutup menguat bersamaan dengan sejumlah mata uang lain di Asia.

Melansir data Bloomberg, rupiah ditutup menguat ke level Rp16.279,50 per dolar AS atau naik 0,08% pada perdagangan hari ini. Sementara itu, dolar AS menguat 0,01% ke 98,18.

Selain rupiah, yen Jepang juga menguat 0,26%, dolar Singapura menguat 0,10%, rupee India menguat 0,04%, peso Filipina menguat 0,08%, dan ringgit Malaysia menguat 0,24%.

Sebaliknya, baht Thailand justru terkoreksi 0,06%, yuan China terkoreksi 0,02%, won Korea melemah 0,02%, dan dolar Taiwan melemah 0,25%.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi menerangkan, penguatan rupiah terhadap dolar disebabkan oleh sejumlah sentimen. Di luar negeri, penerapan tarif AS terhadap Tiongkok yang baru akan berlaku pada 12 Agustus 2025 dinilai memberikan ketidakpastian mengenai hasil perundingan kedua negara.

Ibrahim menerangkan, terjadi lonjakan ekspor dari Tiongkok pada minggu lalu sebesar 7,2% year on year (YoY) untuk bulan Juli. Hal ini menunjukkan bahwa para eksportir bergegas untuk mengirimkan barang sebelum penerapan tarif baru.

Pasalnya, AS menerapkan tarif resiprokal pada 7 Agustus lalu, yang menargetkan barang-barang dari negara dengan bea masuk hingga 50%.

Selain itu, pasar juga berharap terhadap kemungkinan berakhirnya sanksi yang membatasi pasokan minyak Rusia ke pasar internasional. Harapan itu kian meningkat seiring rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus mendatang.

Dari dalam negeri, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 kembali meningkat menjadi 4,8%. Sebelumnya, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,7% pada 2025.

Revisi IMF dinilai sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia, yang pada 2025 menjadi 3%, naik 0,2 poin. Dan pada 2026 mencapai 3,1%, naik 0,1 poin dibandingkan proyeksi April 2025.

Sebaliknya, IMF menilai bahwa ketegangan geopolitik saat ini mampu melemahkan pertumbuhan ekonomi, mengganggu rantai pasok global, hingga membuat harga komoditas naik.

“Meski begitu, proyeksi pertumbuhan ekonomi global saat ini disinyalir dapat meningkat, asalkan terdapat kebijakan yang mampu menciptakan kepercayaan, prediktabilitas, dan keberlanjutan dalam meredam ketegangan dan menjaga stabilitas harga,” kata Ibrahim, Senin (11/8/2025).

Ibrahim memprediksi, pada perdagangan besok, nilai tukar rupiah bakal bergerak fluktuatif, tetapi ditutup melemah pada rentang Rp16.270–Rp16.320 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro