Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke zona hijau hari ini, Senin (11/8/2025), pada peringatan 48 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia. Sejumlah saham seperti BBCA, DSSA, hingga WIFI naik ke zona hijau hari ini.
Berdasarkan data RTI Infokom, IHSG dibuka menguat pada level 7.589,46 sesaat setelah pembukaan perdagangan. IHSG bergerak pada rentang 7.585—7.604 sesaat setelah pembukaan.
Sebanyak 238 saham menguat, 97 saham melemah, dan 276 saham stagnan. Kapitalisasi pasar IHSG adalah sebesar Rp13.687 triliun.
Adapun saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tercatat menguat 1,51% ke level Rp8.425 per saham pagi ini. Sebanyak 19,2 juta saham BBCA diperdagangkan, dengan nilai mencapai Rp163,2 miliar.
Selanjutnya saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) tercatat menguat 8,11% pagi ini, ke level Rp84.975 per saham. Selain itu, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) juga menguat naik 0,78% ke level Rp2.580 per saham pagi ini.
Saham lain yang juga menguat adalah saham CUAN naik 0,32% ke level Rp1.570, saham BBRI naik 1,08% ke level Rp3.740, dan saham CDIA menguat 1,27% ke level Rp1.600 per saham.
Baca Juga
Sebelumnya, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Imam Gunadi mengatakan terdapat dua sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG sepekan terakhir, yaitu data pertumbuhan ekonomi dan rebalancing MSCI.
“Tumbuhnya ekonomi Indonesia di kuartal II/2025 yang jauh di atas ekspektasi pasar juga meningkatkan optimisme pelaku pasar di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi baik karena faktor internal domestik maupun global,” kata Imam, Senin (11/8/2025).
Selain pertumbuhan ekonomi, lanjutnya, pasar pada pekan lalu juga dibayangi oleh pengumuman Indeks MSCI. Pelaku pasar fokus pada tiga saham yang digadang-gadang akan masuk Indeks ini, yaitu CUAN, BREN, dan PTRO.
Adapun untuk pekan ini, Imam menuturkan pasar akan fokus pada tiga data. Pelaku pasar akan fokus pada setidaknya tiga data. Pertama, CPI yang diproyeksikan naik ke 2,8%(yoy) dari periode sebelumnya 2,7%(yoy).
Lalu kedua, data Industrial Production Tiongkok yang diproyeksikan turun ke 5,8%(yoy) dari sebelumnya 6,8% (yoy).
Ketiga, adalah data pertumbuhan ekonomi Jepang (Preliminary). Data dari Jepang ini penting dipantau karena Jepang adalah salah satu mitra dagang dan investor terbesar Indonesia.