Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Anjlok setelah Iran dan Israel Patuhi Gencatan Senjata

Harga emas di pasar spot terpantau terkoreksi seiring dengan gencatan senjata antara Iran dan Israel
Seorang karyawan memamerkan emas batangan seberat satu kilogram untuk difoto di toko Tanaka Holdings Co. di Tokyo, Jepang. Bloomberg/Akio Kon
Seorang karyawan memamerkan emas batangan seberat satu kilogram untuk difoto di toko Tanaka Holdings Co. di Tokyo, Jepang. Bloomberg/Akio Kon

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas mencatatkan penurunan harian terbesar dalam lebih dari lima pekan seiring dengan meredanya ketegangan antara Iran dan Israel.

Pada perdagangan Selasa siang (24/6/2025) waktu New York, emas sempat merosot hingga 2,2% ke bawah US$3.296 per troy ounce. Koreksi ini merupakan penurunan intraday terbesar sejak 16 Mei 2025.

Koreksi harga emas terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara mengejutkan mengumumkan kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel. Meskipun sempat dilanggar oleh kedua belah pihak beberapa jam setelah diumumkan, kesepakatan tersebut kini dikabarkan kembali diberlakukan, dengan Israel setuju untuk menahan serangan lanjutan.

“Pemicu utama pergerakan saat ini adalah tensi di Timur Tengah,” ujar Bob Haberkorn, analis pasar senior di RJO Futures, dikutip dari Bloomberg, Rabu (25/6/2025).

Selama 2025, lonjakan permintaan terhadap aset safe haven akibat ketegangan geopolitik telah mengerek naik harga emas hingga 27%. Di samping itu, kekhawatiran terhadap dampak ekonomi dari tarif impor AS dan akumulasi pembelian emas oleh bank sentral turut menopang reli harga logam mulia.

Di sisi lain, pelaku pasar juga mencermati data ekonomi terbaru dari AS. Indeks kepercayaan konsumen AS tercatat menurun secara tak terduga pada Juni 2025. Hal ini mencerminkan kekhawatiran yang masih membayangi prospek ekonomi dan pasar tenaga kerja sebagai dampak dari kebijakan tarif tinggi.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell sendiri telah menegaskan bahwa bank sentral belum terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, seraya menunggu kejelasan lebih lanjut terkait dampak ekonomi dari kebijakan perdagangan Presiden Trump.

“Melihat lonjakan emas yang begitu cepat sementara perak masih tertinggal, saya kira penurunan ini hanya sementara. Tekanan terhadap The Fed untuk memangkas suku bunga masih tinggi. Jika itu terjadi, emas kemungkinan akan kembali diuntungkan,” tambah Haberkorn.

Hingga pukul 12.54 siang waktu New York, harga emas spot tercatat turun 1,5% ke level US$3.318,46 per troy ounce. Sementara itu, harga palladium dan perak juga melemah, sedangkan platinum justru mengalami kenaikan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper