Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Ambles 1% Lebih, Pasar Tunggu Kejelasan Tarif dari Gedung Putih

Harga emas turun lebih dari 1% karena pasar menunggu kepastian tarif dari Gedung Putih, yang memengaruhi perdagangan global dan stabilitas kontrak berjangka.
Tumpukan emas batangan di Inggris. / Bloomberg-Chris Ratcliffe
Tumpukan emas batangan di Inggris. / Bloomberg-Chris Ratcliffe
Ringkasan Berita
  • Harga emas turun lebih dari 1% karena ketidakpastian kebijakan tarif dari Gedung Putih yang mempengaruhi pasar.
  • Harga emas berjangka Comex AS melemah 1,51% ke US$3.436,7 per troy ounce, sementara harga emas spot turun 0,68% ke US$3.374,67 per troy ounce.
  • Pasar menantikan data inflasi AS yang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga Federal Reserve, yang berpotensi menjadi katalis bagi harga emas.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas tergelincir karena pelaku pasar menanti kepastian sikap Gedung Putih terkait kebijakan tarif komoditas ini.

Sentimen ini muncul setelah pekan lalu otoritas AS mengguncang pasar dengan keputusan resmi bahwa emas batangan 100 ons dan 1 kg akan dikenakan tarif impor.

Melansir Bloomberg Senin (11/8/2025), harga emas berjangka Comex AS melemah 1,51% ke level US$3.436,7 per troy ounce pada pukul 08.29 WIB. Sementara itu, harga emas di pasar spot melemah 0,68% ke level US$3.374,67 per troy ounce.

Harga emas anjlok setelah melonjak ke rekor tertinggi pada Jumat pekan lalu usai pemerintah AS menyatakan akan mengoreksi “informasi keliru” seputar pengenaan tarif pada emas dan produk khusus lainnya.

Selisih harga antara pasar AS dan London kini berada di bawah US$60 per ons, setelah sebelumnya sempat melesat di atas US$100 akibat kejutan kebijakan tersebut.

Kebijakan tarif ini memiliki implikasi besar terhadap arus perdagangan emas global dan stabilitas kontrak berjangka AS. Pemerintah sebelumnya telah mengecualikan emas dari tarif sejak April. Hingga ada kepastian jangka panjang, pelaku pasar memperkirakan volatilitas di pasar logam mulia akan tetap tinggi.

“Kami melihat seluruh segmen pasar emas masih berjalan tertib sambil menanti kejelasan kebijakan ini,” ujar Senior Market Strategist untuk Amerika Utara di World Gold Council, Joseph Cavatoni.

Harga emas telah menguat sekitar 30% sepanjang tahun, dengan sebagian besar kenaikan terjadi dalam empat bulan pertama, didorong ketegangan geopolitik dan perdagangan. Pada Jumat lalu, harga membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut dan kini hanya berjarak sekitar US$100 dari rekor tertinggi April.

Fokus pasar kini tertuju pada rilis data inflasi AS pada Selasa pekan ini yang diharapkan memberi sinyal arah kebijakan suku bunga Federal Reserve. Konsensus ekonom memproyeksikan inflasi inti naik 0,3% pada Juli, lebih tinggi dari kenaikan 0,2% di bulan sebelumnya.

The Fed sejauh ini tetap menolak tekanan Presiden Donald Trump untuk melonggarkan kebijakan moneter, seraya berupaya menyeimbangkan risiko pelemahan pasar tenaga kerja dengan inflasi yang masih tinggi.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya menjadi katalis positif bagi emas yang tidak menawarkan imbal hasil.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro