Bisnis.com, JAKARTA – Positifnya pertumbuhan ekonomi nasional ke level 5,12% dinilai menjadi salah satu katalis bertumbuhnya kinerja sektor konsumer siklikal saat memasuki pekan pertama Agustus 2025. Adapun, penguatan sektor ini sekaligus mengakhiri kinerjanya yang tertekan sejak Maret 2025 lalu.
Pada periode 4–8 Agustus 2025, indeks siklikal menguat 6,41%. Penguatan kinerja indeks ini bahkan mampu mengungguli kinerja sejumlah sektor yang kerap kali memimpin kinerja penguatan indeks selama sepekan, seperti indeks energi, finansial, atau teknologi.
Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menerangkan, penguatan indeks siklikal terutama didorong oleh sentimen positif dari data pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12% year-on-year (YoY). Pertumbuhan ekonomi itu disebut melebihi ekspektasi pasar sehingga mampu memberikan katalis positif terhadap kinerja indeks.
"Hal ini mendorong optimisme terhadap sektor konsumer siklikal sebagai motor konsumsi domestik, sehingga kenaikan harga-harga saham sektor ini banyak dipengaruhi ekspektasi membaiknya kinerja pada semester berikutnya," katanya saat dihubungi, Senin (11/8/2025).
Meskipun begitu, Ekky menilai bahwa penguatan di sektor ini masih bersifat jangka pendek. Menurutnya, belum ada perbaikan kinerja fundamental yang terjadi terhadap sejumlah emiten di sektor ini.
Sebut saja PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) yang mencatatkan penjualan sebesar Rp3,40 triliun pada paruh pertama 2025. Penjualan itu susut 9,36% year on year (YoY) dari Rp3,75 triliun pada periode yang sama 2024.
Baca Juga
Alhasil, setelah dikurangi berbagai pajak dan beban, LPPF hanya mampu membukukan laba bersih senilai Rp604,03 miliar pada paruh pertama 2025. Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih ini susut 3,52% YoY dari Rp626,10 miliar pada periode yang sama 2024.
Mengenai lemahnya daya beli, Ekky menilai bahwa hal ini telah tampak dari penurunan harga saham di sejumlah emiten di sektor ini.
“Wajar jika saat ini terjadi teknikal rebound pada sektor ini, apalagi ada potensi daya beli yang membaik ke depan,” tambah Ekky.
Ekky merekomendasikan saham MAPI di sektor ini. Selain valuasi yang dinilai masih murah, Ekky menilai bahwa secara teknikal, mulai tampak adanya momentum penguatan di saham ini.
Ekky merekomendasikan buy dengan target harga Rp1.500–Rp1.600 pada saham ini. MAPI dinilai tengah menuju target harga tersebut dalam jangka menengah.
Sementara itu, analis MNC Sekuritas PIK Hijjah Marhama menyebut bahwa penguatan indeks siklikal pada pekan pertama Agustus 2025, terjadi karena sentimen positif yang didulang oleh sejumlah emiten di sektor ini selepas melakukan aksi korporasi.
PT MD Entertainment Tbk. (FILM), misalnya, harga sahamnya melonjak hingga 120% sejak memasuki Agustus 2025. Pada 31 Juli 2025, harga saham FILM bertengger di level Rp1.700 per lembar dan pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (11/8/2025), harga sahamnya dihargai senilai Rp3.740 per lembar.
Rahma menilai, kenaikan harga saham FILM sejalan dengan aksi korporasi rights issue yang dilakukan oleh emiten pada 10 Juli–18 Juli 2025. Aksi korporasi itu dilakukan FILM dalam rangka melunasi utang kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sebesar Rp748,2 miliar, sedangkan sisanya untuk modal kerja termasuk pembiayaan produksi film dan konten. Dalam aksi itu, FILM menargetkan dana sebesar Rp791,82 miliar.
Selain itu, sentimen juga datang dari rebalancing indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang memasukkan emiten Hary Tanoe PT MNC Tourism Indonesia Tbk. (KPIG) ke dalam MSCI Small Cap Index.
"Secara price performance, [kinerja sektor siklikal] dibantu oleh beberapa saham saja, seperti FILM yang sudah naik sejak awal Agustus setelah fase rights issue selesai, terus SCMA yang menguat karena rumor IPO superbank sejalan dengan kenaikan induknya, EMTK," katanya kepada Bisnis, Senin (11/8/2025).
Rahma merekomendasikan sell untuk saham SCMA dengan target harga Rp300 per lembar. Angka itu mencerminkan kenaikan dari Rp248 harga SCMA pada hari ini. Selain itu, Rahma turut merekomendasikan saham MAPI, dengan target harga Rp1.450. Angka itu mencerminkan 19,34% dari harga saat ini Rp1.215.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.