Bisnis.com, JAKARTA — Kocok ulang atau rebalancing indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) resmi memasukkan dua emiten energi PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) dalam MSCI Global Standard Index yang akan berlaku pada 27 Agustus 2025.
Adapun keduanya menggantikan posisi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) yang bergeser ke MSCI Small Cap Index.
Untuk MSCI Small Cap Index, selain ADRO, saham yang masuk meliputi PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI), PT MNC Tourism Indonesia Tbk. (KPIG), PT Petrosea Tbk. (PTRO), PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), serta PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG).
Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia menerangkan, fenomena kocok ulang indeks MSCI kali ini mencerminkan rotasi struktural di dalam sektor energi dalam negeri. Hal ini dinilai mampu memicu realokasi dana asing di sektor ini.
“Munculnya DSSA dan CUAN sebagai pengganti ADRO menunjukkan adanya pergeseran preferensi global terhadap emiten dengan narasi pertumbuhan dan ekspansi eksplorasi, serta juga eksposur transisi energi, seperti DSSA,” kata Liza dalam risetnya, dikutip Minggu (10/8/2025).
Menurut analisis Liza, masuknya dua emiten Sinar Mas dan Prajogo Pangestu ke MSCI didorong oleh sejumlah alasan, seperti kapitalisasi pasar yang konsisten meningkat dalam 12 bulan terakhir, likuiditas yang membaik, kesesuaian struktur free float dan ownership public terhadap standar MSCI, dan narasi pertumbuhan yang berkelanjutan.
Baca Juga
DSSA misalnya, dinilai unggul dari sisi asset energi terbarukan melalui PLTU. Sementara itu, CUAN dinilai mampu mencatatkan pertumbuhan yang agresif dari aset batu bara dan cadangan eksplorasi baru perseroan.
“Emiten seperti CUAN dan DSSA menawarkan resiliensi melalui cadangan produksi jangka panjang, diversifikasi lini usaha ke PLTU, eksplorasi batu bara, gas metana, hingga strategi ekspansi dan hilirisasi yang agresif," kata Liza.
Liza menilai, kendati sektor energi memiliki risiko volatilitas harga komoditas yang cukup tinggi, tetapi CUAN dan DSSA dinilai mampu menjadi daya tarik bagi investor global untuk mencari eksposur pertumbuhan berbasis sumber daya di dalam negeri.
Dengan begitu, Liza menilai, masuknya emiten Tanah Air ke MSCI mampu mendorong beragam hal positif di pasar modal Indonesia, seperti meningkatkan daya tarik IPO di sektor strategis, mendorong perbaikan tata kelola perusahaan, hingga memperluas partisipasi investor institusi asing di Indonesia.
“Masuknya DSSA & CUAN ke dalam MSCI Global Standard Index berpotensi memicu inflow signifikan dari dana institusi global, mengingat banyaknya passive fund yang mereplikasi indeks ini. Berdasarkan historis kasus serupa, saham yang masuk ke MSCI Global Standard rata-rata mengalami kenaikan volume dan harga 1–2 pekan menjelang effective date,” katanya.