Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Harga Emas Pekan Depan, Resistance pada Level US$3.435 per Troy Ounce

Harga emas diprediksi tembus US$3.460/oz pekan depan (11-15 Agustus 2025) akibat pertemuan Trump-Putin dan ketegangan Timur Tengah.
Karyawan memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (20/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (20/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas dunia diprediksi mampu menembus level US$3.460 per troy ounce pada perdagangan pekan depan, periode 11–15 Agustus 2025. Hal itu menyusul rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada periode ini.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi menerangkan pada perdagangan pekan depan, harga emas akan bergerak di area support US$3.371 per troy ounce hingga resistance pada level US$3.435 dalam jangka pendek. 

“Namun dalam semester kedua 2025, saya optimis harga emas dunia mampu mencapai US$3.600 per troy ounce dan logam mulia di Rp2.150.000 per gram,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu (10/8/2025).

Salah satu alasannya adalah pertemuan Trump dengan Putin pada 15 Agustus mendatang di Alaska. Selain itu, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah juga menjadi alasan potensi kenaikan harga emas sebagai safe haven

Diberitakan sebelumnya, Trump dan Putin berencana menggelar pertemuan di Alaska pada Jumat mendatang, dalam upaya mencari jalan keluar untuk mengakhiri perang di Ukraina.

"Pertemuan yang sangat dinanti-nantikan antara saya, sebagai Presiden Amerika Serikat, dan Presiden Vladimir Putin, dari Rusia, akan berlangsung pada hari Jumat mendatang, 15 Agustus 2025, di Negara Bagian Alaska," tulis Trump dalam unggahan di media sosial, seperti dikutip Bloomberg, kemarin (9/8/2025). 

Langkah ini menjadi pertaruhan besar bagi Trump, yang semasa kampanye berjanji menuntaskan perang dengan cepat namun berkali-kali terhambat. Mengundang Putin ke wilayah AS untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade memperbesar taruhan politik, apalagi Trump menyebut kemungkinan adanya “pertukaran wilayah”.

Ibrahim menilai, pertemuan yang akan digelar pekan depan itu, berpotensi tidak menghasilkan kesepakatan apapun. Justru, pertemuan itu dinilai berpotensi pada sanksi terhadap Rusia.

“Pertemuan ini kemungkinan tidak akan menghasilkan kesepakatan apapun, yang dapat berujung pada sanksi terhadap Rusia, dan hal tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Trump dan para pembeli minyak Rusia,” katanya.

Selain itu, ketegangan juga kembali terjadi di Timur Tengah, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut berencana untuk mengambil alih kendali atas Gaza.

"IDF akan bersiap untuk menguasai Kota Gaza sambil memberikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk sipil di luar zona pertempuran," kata kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir Reuters

Meskipun Netanyahu pada hari Kamis mengatakan Israel bermaksud mengambil alih kendali militer atas seluruh Jalur Gaza, rencana yang disetujui pada hari Jumat berfokus secara khusus pada Kota Gaza, kota terbesar di wilayah kantong tersebut, yang terletak di kawasan utara.

Selain itu, potensi meningkatnya harga emas sebagai safe haven juga didorong oleh pernyataan Trump yang akan mencalonkan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Stephen Miran sebagai Gubernur Sementara The Fed menggantikan Adriana Kugler yang akan lengser Januari mendatang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro