Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas terpantau turun setelah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini membuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai menurun.
Melansir Reuters pada Jumat (4/7/2025), harga emas di pasar spot tercatat turun 0,9% ke level US$3.328,63 per troy ounce setelah sempat turun lebih dari 1% di awal sesi. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS justru naik tipis 0,4% di posisi US$3.342,90 per troy ounce.
Penguatan dolar AS dan saham AS terjadi setelah data non-farm payrolls (NFP) menunjukkan penambahan 147.000 lapangan kerja baru pada bulan lalu, menurut laporan Biro Statistik Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja AS. Angka tersebut jauh melampaui estimasi konsensus analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan hanya 110.000 pekerjaan.
Dolar AS yang menguat membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sehingga menekan permintaan.
David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures menjelaskan, data pekerjaan yang lebih baik dari perkiraan menurunkan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat. Hal ini menguatkan dolar, dan memberi tekanan pada pasar emas.
“Kuncinya adalah bahwa kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Juli kini sudah tidak lagi realistis," katanya.
Baca Juga
Saat ini, pelaku pasar memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 51 basis poin hingga akhir 2025, dimulai pada Oktober. Angka ini turun dibanding proyeksi sebelumnya sekitar 66 basis poin sebelum laporan NFP dirilis.
Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung berkinerja baik dalam kondisi suku bunga rendah.
Di sisi lain, sentimen pasar turut dipengaruhi oleh perkembangan perdagangan. AS dan Vietnam telah mengumumkan tercapainya kesepakatan pada Rabu (2/7/2025), menjelang tenggat penerapan tarif impor AS pada 9 Juli.
Sementara itu, DPR AS yang dikuasai Partai Republik mendorong rancangan undang-undang pemangkasan pajak dan anggaran besar usulan Presiden Donald Trump ke tahap pemungutan suara final. RUU ini diperkirakan dapat menambah utang nasional hingga US$3,4 triliun.
“Seiring meningkatnya utang pemerintah AS, investor berpotensi semakin khawatir terhadap prospek dolar AS. Hal ini bisa menjadi sentimen positif bagi emas dalam jangka panjang,” kata analis Julius Baer, Carsten Menke.
Harga perak di pasar spot naik 0,7% ke level US$36,84 per troy ounce. Sebaliknya, platinum melemah 3,1% ke US$1.374,89, dan palladium turun 1,5% ke US$1.137,69 per troy ounce.