BISNIS.COM, SHANGHAI—Harga baja tulangan berjangka di Shanghai menurun, setelah reli penaikan selama 5 hari, karena kekhawatiran baru bahwa pasokan China mungkin melebihi permintaan, setelah produsen baja menambah produksi dan pertumbuhan manufaktur melambat.
Nilai baja tulangan untuk pengiriman Oktober di Shanghai Futures Exchange turun sebanyak 1,1% menjadi 3.486 yuan (US$569) per ton dan berada di 3.493 yuan pada pukul 10.56 di Beijing. Nilai kontrak telah turun 12% tahun ini.
Hu Yanping, seorang analis di Custeel.com, mengatakan, produksi baja mentah harian China naik 0,1% menjadi 2,16 juta ton pada awal-Juni dibandingkan akhir Mei. Produksi dari perusahaan baja utama naik 1,3% selama periode yang sama.
Sementara itu pembacaan awal untuk Indeks Manajer Pembelian yang dirilis oleh HSBC Holdings Plc dan Markit Economics adalah sebesar 48,3 poin, lebih rendah dibandingkan dengan 49,1 poin dari estimasi rerata dari 15 ekonom dalam survei Bloomberg News. Pembacaan akhir untuk bulan Mei sebesar 49,2, adalah yang pertama di bawah 50 sejak Oktober, mengindikasikan adanya perlambatan.
Menurut The Steel Index Ltd, harga bijih besi untuk pengiriman segera di pelabuhan Tianjin di Cina kemarin naik 2% menjadi US$120 per ton kering, naik untuk hari kelima. Bahan baku tersebut adalah bahan utama untuk produksi baja.
Lebih lanjut, menurut data dari Beijing Antaike Information Development Co, rata-rata harga spot untuk baja tulangan di Cina tidak berubah pada 3.387 yuan per ton kemarin.