Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beda Arah Harga Bijih Besi dan Aluminium Jelang Pertemuan Trump & Zelenskiy

Harga bijih besi naik tipis didukung permintaan baja China, sementara aluminium turun jelang pertemuan Trump-Zelenskiy. Pasar logam lesu akibat ekonomi China melambat.
Pekerja beraktivitas di smelter aluminium PT Inalum di Kabupaten Batubara, Sumatra Utara, Rabu (18/10/2023)/Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Pekerja beraktivitas di smelter aluminium PT Inalum di Kabupaten Batubara, Sumatra Utara, Rabu (18/10/2023)/Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Harga bijih besi menguat tipis sementara aluminium turun pada awal pekan ini. Pelaku pasar menghitung ada kenaikan permintaan baja di China yang dapat menopang harga sembari mencermati hasil pertemuan Trump dan Zelenskiy.

Berdasarkan data Bloomberg, harga kontrak berjangka bijih besi sempat mencapai level tertinggi US$103 per ton atau rebound setelah melemah lebih dari 2% pekan lalu.

Penurunan harga bahan utama baja ini terjadi setelah Beijing melaporkan bahwa produksi baja turun di bawah 80 juta ton atau dalam kinerja terlemah untuk Juli sejak 2017.

Analis dari Yongan Futures Co Ltd. dalam sebuah catatan menyampaikan permintaan baja tampak telah mencapai titik terendah dan ada harapan akan ada pemulihan musiman.

"Produksi baja kasar mulai bangkit kembali, meskipun permintaan untuk besi tulangan (rebar), yaitu produk baja yang digunakan di sektor konstruksi, turun lebih besar dari perkiraan," tulis Yongan Futures Co. Ltd., dikutip Bloomberg, Senin (18/8/2025).

Dalam sebulan terakhir, harga bijih besi berjangka sebagian besar bertahan di atas US$100 per ton, didukung oleh spekulasi bahwa Beijing akan mengambil langkah untuk mengendalikan kelebihan kapasitas industri.

Meskipun langkah tersebut dapat menekan penggunaan bijih besi, hal itu juga berpotensi mendorong harga baja dan meningkatkan profitabilitas industri, yang pada akhirnya mendukung harga bahan baku.

HARGA ALUMINIUM

Sementara itu, harga aluminium di London Metal Exchange turun 0,6% menjadi US$2.592,50 per ton pada pukul 10:24 waktu Shanghai. Sementara, harga tembaga dan seng masing-masing naik tipis 0,1%.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump hari ini, Senin (18/8/2025), untuk membahas langkah selanjutnya setelah pertemuan puncak AS-Rusia berakhir tanpa adanya sanksi dari AS maupun kesepakatan gencatan senjata.

Pada Minggu malam waktu Washington, Trump menulis di media sosial bahwa Zelenskiy “bisa mengakhiri perang dengan Rusia hampir seketika, jika ia mau, atau ia bisa memilih untuk terus berperang.”

Pasar logam cenderung lesu sepanjang pekan lalu, setelah data dari China menunjukkan perlambatan signifikan pada ekonomi terbesar kedua dunia tersebut.

Para investor juga mencermati prospek suku bunga AS, dengan ekspektasi kuat terhadap pemangkasan suku bunga bulan depan. Pidato Ketua The Federal Reserve Jerome Powell dalam simposium Jackson Hole akhir pekan ini akan menjadi sorotan utama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro