Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Menguat Tipis, Pasar Waspadai Rilis Data Inflasi

Dolar AS menguat 0,3% menjelang rilis data inflasi yang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga The Fed, sementara pasar waspada terhadap potensi risiko ekonomi.
Pegawai menunjukan mata uang dolar AS dan rupiah di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (15/7/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang dolar AS dan rupiah di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (15/7/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat menguat terhadap mayoritas mata uang utama pada perdagangan Senin (11/8/2025), menjelang rilis data inflasi yang dapat menjadi penentu arah kebijakan suku bunga Federal Reserve bulan depan.

Melansir Reuters, Selasa (12/8), indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya naik 0,3% ke level 98,52, membalikkan sebagian penurunan 0,4% pekan lalu.

Terhadap yen, dolar menguat 0,2% menjadi 148,085, di tengah liburnya pasar Jepang untuk peringatan Hari Gunung. Euro tertekan 0,3% ke US$1,16123, sementara poundsterling turun 0,2% menjadi US$1,34335.

Analis Pepperstone Michael Brown mengatakan penguatan dolar bersifat moderat, didorong penyesuaian posisi menjelang rilis indeks harga konsumen AS pada Selasa.

“Sedikit penyesuaian ke arah pandangan kebijakan The Fed yang lebih hawkish tampaknya menopang pergerakan ini, kemungkinan dipicu oleh investor yang merapikan portofolio mereka menjelang potensi risiko dari rilis data inflasi besok,” tambahnya.

Pekan lalu, dolar melemah setelah data pekerjaan dan manufaktur yang lesu memicu spekulasi pemangkasan suku bunga.

Pejabat The Fed belakangan menunjukkan kekhawatiran atas melemahnya pasar tenaga kerja, membuka peluang penurunan suku bunga secepat September. Inflasi yang mereda dapat menguatkan ekspektasi tersebut, namun jika kebijakan tarif Presiden Donald Trump memicu kenaikan harga, bank sentral kemungkinan menahan langkah.

Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan inflasi inti Juli 2025 naik 0,3% dibandingkan bulan sebelumnya dan 3% secara year on year (YoY). Pasar saat ini memproyeksikan peluang 90% untuk pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan September, dengan total sekitar dua kali penurunan sebesar 25 basis poin hingga akhir tahun, serta 30% peluang untuk pemangkasan ketiga.

Dolar nyaris tak bereaksi terhadap keputusan Trump menandatangani perpanjangan 90 hari penangguhan kenaikan tarif besar atas impor dari China, langkah yang sebelumnya telah diantisipasi pasar.

Seiring upaya AS dan China menutup kesepakatan guna menghindari tarif tiga digit, seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa Nvidia dan AMD sepakat menyetor 15% pendapatan penjualan di China kepada pemerintah AS untuk mendapatkan lisensi ekspor semikonduktor.

Dolar Australia tertekan 0,2% menjadi US$0,6515 menjelang keputusan suku bunga Reserve Bank of Australia pada Selasa, yang diperkirakan akan memangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 3,60% setelah inflasi kuartal II melambat dan pengangguran menyentuh level tertinggi dalam 3,5 tahun.

Di pasar kripto, bitcoin naik 1,1% menjadi US$119.679, mendekati rekor US$123.153 pada 14 Juli, setelah perintah eksekutif Trump pekan lalu membuka akses aset kripto dalam rekening pensiun AS. Ether melonjak 1,9% menjadi US$4.298,23, tertinggi sejak Desember 2021.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro