Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan yang Diawasi Agung Laksono (CBRE) Umumkan Beli Kapal Offshore Rp1,6 Triliun

PT Cakra Buana Resources Energi (CBRE) berencana membeli kapal offshore senilai Rp1,6 triliun untuk ekspansi dan diversifikasi armada, menunggu persetujuan RUPS.
Ilustrasi pembangunan offshore dengan dukungan kapal./Istimewa
Ilustrasi pembangunan offshore dengan dukungan kapal./Istimewa
Ringkasan Berita
  • PT Cakra Buana Resources Energi Tbk. (CBRE) mengumumkan rencana pembelian kapal pipe-laying and lifting vessel senilai Rp1,63 triliun sebagai bagian dari strategi ekspansi dan diversifikasi armada.
  • Pembelian kapal ini bertujuan untuk memperluas segmen usaha CBRE ke layanan pendukung konstruksi lepas pantai, termasuk industri pengeboran minyak dan gas serta pembangunan offshore wind farm.
  • Transaksi ini merupakan transaksi material yang memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan akan didanai dari kas internal serta fasilitas pembiayaan pihak ketiga.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA - PT Cakra Buana Resources Energi Tbk. (CBRE) yang menempatkan politisi senior Agung Laksono sebagai komisaris utama mengumumkan rencana pembelian satu unit kapal untuk pekerjaan di tengah laut (offshore) senilai Rp1,63 triliun (US$100 juta). 

Amanda Octania, Direktur dan Sekretaris Perusahaan CBRE mengungkap jenis kapal yang akan dibeli yakni pipe-laying and lifting vessel.

Untuk diketahui, secara umum jenis kapal pipe-laying berfungsi untuk memasang pipa di dasar laut. Kapal ini dilengkapi sistem khusus seperti stinger atau reel untuk menurunkan pipa ke laut secara bertahap tanpa merusaknya. Sedangkan layanan lifting fungsinya mirip kapal crane besar, tetapi dirancang untuk stabil di laut terbuka.

Perusahaan menyebut pembelian kapal ini merupakan ekspansi dan diversifikasi armada. Dalam surat yang dikutip Selasa, (12/8/2025) transaksi ini tertuang dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Armada Kapal (Conditional Memorandum of Agreement), dan masih menunggu persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Perseroan telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Armada Kapal (Conditional Memorandum of Agreement) sehubungan dengan rencana pembelian armada kapal jenis Pipe-Laying And Lifting Vessel dengan nilai transaksi sebesar 100.000.000 US$ atau setara rupiah sebesar Rp1.629.900.000.000 dengan kurs saat ini sebagai bagian dari strategi ekspansi dan diversifikasi layanan perseroan," jelas Amanda.

Dia menjelaskan pembelian kapal akan berasal dari kas internal serta fasilitas pembiayaan pihak ketiga atau perbankan. Kapal tersebut diharapkan memperluas segmen usaha CBRE yang sebelumnya didominasi armada bulk carrier, menuju layanan pendukung konstruksi lepas pantai (offshore), termasuk untuk industri pengeboran minyak dan gas, serta pembangunan offshore wind farm. Diversifikasi ini dinilai akan meningkatkan ketahanan operasional, membuka pasar baru, dan menambah potensi sumber pendapatan.

Manajemen CBRE menyebut pembelian kapal ini merupakan transaksi material sesuai POJK No.17/2020, namun bukan transaksi afiliasi. Selain potensi pertumbuhan aset dan pendapatan, perseroan juga mencatat adanya implikasi hukum seperti registrasi dan perubahan status kapal, serta konsekuensi keuangan berupa kenaikan belanja modal, rasio utang terhadap ekuitas, biaya operasional, dan depresiasi yang perlu dikelola secara hati-hati.

CBRE adalah perusahaan yang IPO pada 9 Januari 2023 pada harga Rp108. Pemegang saham perseroan PT Omudas Investment Holdco (61,13%) yang dimiliki oleh Suganto Gunawan dan Suminto Husin Giman. 

Selanjutnya perusahaan dimiliki oleh PT Republik Capital Indonesia yang dikendalikan oleh Suwito. Sementara itu, secara pribadi Suwito adalah presiden direktur pada Red Planet Indonesia (PSKT), perusahaan yang dikendalikan Hapsoro suami ketua DPR RI Puan Maharani.

Pemegang saham CBRE lainnya adalah Herlienna Qisthi dan PT Bima Harsa Rahardja. Sementara itu, dalam jajaran pengawas Suganto Gunawan bertindak sebagai presiden komisaris. Sedangkan Suwito hingga Agung Laksono di jajaran komisaris. Sementara itu Suminto Husin Giman bertindak sebagai Presiden Direktur.

   

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro