Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukit Asam (PTBA) Optimistis Harga Batu Bara Rebound Akhir Tahun

PT Bukit Asam (PTBA) optimistis harga batu bara rebound akhir 2025, didukung strategi efisiensi dan peningkatan penjualan di pasar margin terbaik.
Dari kiri: Direktur PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) Suhedi, Direktur PTBA Rafli Yandra, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail, dan Direktur PTBA Suherman dalam konferensi pers Kinerja PTBA Tahun Buku 2024 di Jakarta, Senin (14/4/2025). JIBI/Annisa Kurniasari Saumi.
Dari kiri: Direktur PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) Suhedi, Direktur PTBA Rafli Yandra, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail, dan Direktur PTBA Suherman dalam konferensi pers Kinerja PTBA Tahun Buku 2024 di Jakarta, Senin (14/4/2025). JIBI/Annisa Kurniasari Saumi.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) optimistis harga batu bara dapat kembali naik hingga akhir tahun 2025. Adapun, harga emas hitam sempat mendingin pada awal tahun ini namun sudah mulai menunjukkan tanda-tanda rebound.

Corporate Secretary Bukit Asam Niko Chandra menjelaskan dalam menghadapi tren pelemahan harga batu bara sejak awal tahun, strategi utama PTBA adalah menjaga profitabilitas melalui efisiensi operasional. 

“Kami menerapkan pendekatan selective mining di area dengan nisbah kupas optimal, melakukan negosiasi tarif dengan mitra penyedia jasa utama yang berkontribusi besar terhadap struktur biaya,” kata Niko, Kamis (31/7/2025).

Niko menjelaskan PTBA juga mengoptimalkan porsi penjualan ke pasar yang memberikan margin terbaik, baik domestik maupun ekspor.

Di sisi lain, PTBA optimistis terhadap potensi rebound harga batu bara hingga akhir tahun 2025 melihat tren historis permintaan batu bara meningkat jelang musim dingin.

“Hal ini didasarkan pada perbaikan harga dalam tiga minggu terakhir di bulan Juli, serta tren historis peningkatan konsumsi batu bara menjelang musim dingin, khususnya di negara-negara kawasan Asia Timur,” ujar Niko.

Niko juga menuturkan dengan turunnya harga batu bara sejak awal tahun ini, PTBA terus melakukan evaluasi terhadap kondisi pasar. Saat ini, lanjut Niko, belum ada keputusan untuk menahan produksi PTBA. 

“Namun, seluruh opsi tetap dikaji secara matang guna menjaga daya saing dan keberlanjutan kinerja perusahaan,” tuturnya. 

Niko mengatakan apabila terdapat perubahan signifikan terhadap target produksi dan penjualan, PTBA akan menyampaikan informasi tersebut secara transparan kepada publik sesuai ketentuan pasar modal yang berlaku.

Sebagai informasi, PTBA menargetkan produksi batu bara seberat 50 juta ton atau naik 16,55% secara tahunan pada 2025. Target produksi batu bara itu diikuti target penjualan emas hitam seberat 50,1 juta ton serta angkutan seberat 43,2 juta ton.

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara acuan ICE Newcastle tercatat belum dapat menyentuh angka tertingginya pada 31 Desember 2024 sebesar US$125,2 per ton. Bahkan harga batu bara ICE Newcastle sempat menyentuh titik terendahnya pada harga US$93,7 per ton. 

Meskipun demikian, harga batu bara acuan ICE Newcastle perlahan naik, dengan harga terakhir pada US$115 per ton untuk kontrak Agustus. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro