Bisnis.com, JAKARTA – Jejak perusahaan Prajogo Pangestu di Krakatau Steel (KRAS) hingga rekening aktif terbanyak berasal dari BUMN jadi berita pilihan Bisnis Indonesia Premium, Rabu (30/7/2025).
1. Jejak Bisnis Prajogo Pangestu di Krakatau Steel Lewat TPIA dan CDIA
Konglomerat Prajogo Pangestu melalui PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) memiliki saham di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS).
Berdasarkan laporan keuangan Krakatau Steel, salah satu orang terkaya di Indonesia itu membeli dua entitas usaha KRAS, yaitu PT Krakatau Daya Listrik dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI) melalui perusahaannya.
Emiten milik Prajogo Pangestu, Boy Thohir, Edwin Soeryadjaya mengantre mengguyur dana ke investor untuk melunasi seri obligasi jatuh tempo pada Agustus 2025.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang diolah Bisnis.com, Rabu (30/7/2025), terdapat total 20 seri yang jatuh tempo pada bulan depan dengan pokok Rp7,63 triliun. Di antara tersebut, ada beberapa seri milik emiten entitas terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu, Boy Thohir, dan Edwin Soeryadjaya.
3. Katalis Baru Indeks Teknologi (IDX Techno) Saat Bukalapak (BUKA) 'Comeback'
PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mencatatkan titik balik penting dalam kinerjanya sepanjang semester I/2025 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp464,4 miliar, berbalik dari kerugian pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan, capaian ini ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar 27,95% YoY menjadi Rp3,08 triliun, terutama dari lini bisnis gaming yang menyumbang sekitar Rp2,46 triliun atau lebih dari 80% total pendapatan. Sisanya, kontribusi dari kanal online to offline (O2O) hingga ritel.
4. Adu Strategi Emiten Telko WIFI, INET, ISAT Cs Rebutan Pita Frekuensi 1,4 Ghz
Lelang frekuensi 1,4 GHz oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memberi peluang besar kepada emiten telekomunikasi Tanah Air untuk memperluas jangkauan layanannya hingga ke seluruh wilayah Indonesia.
Di sisi lain, pemanfaatan frekuensi 1,4 GHz juga menjadi jalan pintas bagi pemerintah untuk mengejar target internet murah berkecepatan 100 Mbps karena berpotensi mendorong pertumbuhan infrastruktur internet cepat dan fiber optik di Indonesia.
5. Rekening Nganggur Diblokir PPATK, Jumlah Rekening Aktif Terbanyak dari Bank BUMN
Jumlah rekening aktif terbanyak ternyata berasal dari bank BUMN, Bank BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN dengan jumlah 344,3 juta atau 54,9% terhadap total di tengah langkah PPATK memblokir rekening menganggur.
Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga akhir Mei 2025, jumlah rekening nasabah di bank BUMN mencapai 344,3 juta atau setara dengan 54,9% terhadap total. Bank BUMN ini, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN).