Bisnis.com, JAKARTA — Emiten energi PT Indika Energy Tbk. (INDY) melalui anak usahanya menggandeng mitra asing untuk mengelola Terminal Peti Kemas Batu Ampar di Batam dengan nilai kerja sama mencapai US$85 juta.
Corporate Secretary INDY, Adi Pramono, menyampaikan bahwa transaksi tersebut dilakukan melalui anak usaha tidak langsung INDY, yaitu PT Batu Ampar Container Terminal. Entitas ini merupakan perusahaan patungan antara PT Interport Sarana Infrastruktur Indonesia (anak usaha INDY) dan ICTSI Middle East DMCC.
Dalam kerja sama ini, Interport memiliki porsi kepemilikan 25%, sementara ICTSI Middle East DMCC menguasai 75%. Keduanya akan bermitra dengan PT Batam Terminal Petikemas untuk menjalankan pengoperasian terminal peti kemas tersebut selama 30 tahun ke depan.
“Pada tanggal 31 Juli 2025, Perseroan, melalui anak perusahaannya, telah menandatangani perjanjian kerja sama pengoperasian sebagai mitra strategis selama 30 tahun dalam mengelola Terminal Peti Kemas Batu Ampar di Batam,” kata Adi dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (1/8/2025).
Nilai estimasi transaksi kerja sama tersebut mencapai US$85 juta, atau sekitar Rp1,38 triliun (kurs asumsi Rp16.250 per dolar AS).
Adi menegaskan bahwa transaksi ini tidak berdampak langsung terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, maupun kelangsungan usaha perseroan. Namun demikian, kerja sama ini dinilai sejalan dengan strategi jangka panjang perseroan di sektor kepelabuhanan berskala internasional.
Baca Juga
“Perseroan berkeyakinan bahwa transaksi ini akan menunjang strategi bisnis Perseroan dalam bidang usaha kepelabuhanan yang berskala internasional. Perseroan tetap memastikan terlaksananya kegiatan usaha yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Pada perkembangan lain, PT Indika Energy Tbk. (INDY) tercatat membukukan penurunan kinerja keuangan baik dari sisi top line maupun bottom line pada semester I/2025.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, Indika Energy membukukan pendapatan sebesar US$956,81 juta per akhir Juni 2025. Capaian tersebut turun 20,05% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan US$1,96 miliar pada semester I/2024.
Penjualan batu bara masih menjadi kontributor utama dengan total US$788,51 juta. Dari jumlah tersebut, penjualan luar negeri menyumbang US$497,08 juta, sementara penjualan ke pasar domestik mencapai US$291,42 juta.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan turut turun 17,36% menjadi US$824,09 juta. Namun demikian, INDY hanya mampu mencatatkan laba kotor sebesar US$132,72 juta, turun 33,48% dibandingkan US$199,50 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun bagian laba bersih dari entitas asosiasi dan ventura bersama juga mengalami penurunan 42,44% secara tahunan, dari US$9,58 juta menjadi US$5,51 juta per akhir Juni 2025.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.