Berpacu dengan Waktu
Meski demikian, pemilik muatan masih harus berpacu dengan waktu untuk mendaftarkan logam tersebut ke kantor bea cukai setempat segera setelah kapal tiba.
“Sulit dipastikan seberapa efisien proses bea cukai di Hawaii, mengingat wilayah ini bukan tujuan umum untuk pengiriman seperti ini,” kata Ben Ayre, analis utama pengiriman kargo curah kering di Kpler, dikutip Bloomberg, Rabu (23/7/2025).
Di Amerika Latin, data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan tiga kapal yang mengangkut tembaga asal Chili juga tengah berlomba mencapai pelabuhan AS. Kapal kargo Louise Auerbach berada di dekat pelabuhan Buenaventura, Kolombia, dan diperkirakan tiba di Tampa, Florida, pada 28 Juli 2025.
Selanjutnya, BBC Norway berada di Panama, sementara BBC Campana sedang berlabuh di lepas pantai utara Chili, menurut data pelayaran terbaru.
"Kapal-kapal ini termasuk dalam gelombang terakhir pengiriman tembaga yang pemiliknya berharap bisa lolos dari bea masuk dengan tiba sebelum tarif diberlakukan," tulis laporan Bloomberg.
Sebagai gambaran, selisih antara tiba sebelum tarif diberlakukan dan setelahnya bisa melebihi $70 juta untuk satu muatan kapal curah biasa sebesar 15.000 ton. Perjalanan dari utara Chili ke wilayah selatan AS biasanya memakan waktu 10 hingga 15 hari.
Untuk meningkatkan peluang tiba sebelum tarif berlaku, pengirim bisa mencoba mengurus bea cukai untuk seluruh muatan di pelabuhan AS pertama yang mereka singgahi.
Mereka juga dapat membayar biaya tambahan untuk mendapatkan prioritas antrean, yang bisa memangkas waktu tunggu dari hitungan hari menjadi hanya beberapa jam.
Dengan harga tembaga yang hampir menyentuh $9.900 per ton di LME, tarif 50% berarti pembeli AS harus membayar tambahan $4.950 ke otoritas bea cukai untuk setiap ton tembaga yang diimpor.
Secara nominal, pedagang berpotensi memperoleh keuntungan hampir sebesar itu jika mereka berhasil mengimpor logam tersebut sebelum tarif mulai berlaku dalam waktu kurang dari dua minggu.