Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Respons Cikarang Listrindo (POWR) Soal Gangguan Pasokan Gas

Cikarang Listrindo (POWR) menghadapi gangguan pasokan gas dari Pertamina EP dan PGN. Untuk mengatasi ini, POWR menggunakan bahan bakar alternatif guna memastikan pasokan energi tetap stabil bagi pelanggan industri.
Ilustrasi infrastruktur pipa gas PGN/Dok. PGN
Ilustrasi infrastruktur pipa gas PGN/Dok. PGN

Bisnis.com, JAKARTA - PT Cikarang Listrindo Tbk. (POWR) melaporkan telah terjadi gangguan pasokan dari pemasok gas perseroan PT Pertamina EP dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS).

Sekretaris Perusahaan POWR Rani Maheswari Miraza memaparkan saat ini terjadi gangguan pasokan gas dari pemasok gas perseroan. Adapun, POWR mendapat pasokan gas dari PT Pertamina EP (PEP) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) berdasarkan kontrak pasokan gas yang berlaku masing-masing hingga Desember 2029 dan Maret 2035.

Adapun, terjadi insiden dan penutupan tak terencana (unplanned shutdown) di area Stasiun Pengumpul Field Subang yang dioperasikan Pertamina EP. Kondisi itu pun berdampak ke pasokan gas bumi seluruh pelanggan PEP Jawa bagian barat, termasuk POWR.

Sementara itu, pada 10 Agustus 2025 juga perseroan mendapat informasi awal dari PGAS terkait dengan kondisi penurunan tekanan penyaluran gas ke POWR. Selanjutnya, pada 13 Agustus 2025, PGN memberikan pemberitahuan resmi berikutnya terkait masalah tekanan kritis pada jaringan South
Sumatera West Java (SSWJ). Kondisi itu mengindikasikan adanya potensi penurunan tekanan gas yang disuplai ke pembangkit listrik POWR.

"Sebagai tanggapan, kami segera mengambil langkah mitigasi dengan memanfaatkan bahan bakar lainnya, untuk memastikan pemenuhan kebutuhan energi pelanggan industri tanpa gangguan, hingga pasokan gas dari PEP dan PGN kembali normal," tulis Rani dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (14/8/2025).

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, penjualan neto POWR tercatat US$271,33 juta atau naik 0,89% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya US$268,93 juta.

Sedangkan laba periode berjalan juga dapat dikerek 18,50% yoy menjadi US$39,64 juta dari sebelumnya US$33,45 juta.

Dari sisi aset, total aset perseroan mencapai US$1,19 miliar sejak awal tahun (year-to-date/ytd) atau berkurang 10,84% ytd. Liabilitas berkurang 22,46% ytd menjadi US$487,43 juta dan ekuitas turun 0,52% ytd menjadi US$704,29 juta.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro