Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemasok Komponen Toyota (PART) Kepincut MBG, Utang ke BCA dan Tunjuk Artis Fero jadi Komisaris

PT Cipta Perdana Lancar (PART) memasuki bisnis baru penyokong proyek Makan Bergizi Gratis, andalkan utang BCA dan menunjuk Fero Walandouw sebagai komisaris.
Jajaran direksi PT Cipta Perdana Lancar Tbk. (PART) dalam pencatatan saham perdana di BEI pada Jumat (5/7/2024)./Bisnis-Rizqi Rajendra
Jajaran direksi PT Cipta Perdana Lancar Tbk. (PART) dalam pencatatan saham perdana di BEI pada Jumat (5/7/2024)./Bisnis-Rizqi Rajendra
Ringkasan Berita
  • PT Cipta Perdana Lancar Tbk. (PART) mendapat persetujuan pemegang saham untuk memasuki bisnis baru sebagai pemasok tray food untuk proyek Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah.
  • Perusahaan merencanakan pembiayaan sebesar Rp32,1 miliar dari kas internal dan Rp59 miliar dari pinjaman bank, serta menunjuk selebritas Fero Walandouw sebagai komisaris independen.
  • PART bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengembangkan mesin panjat kelapa, dengan sebagian besar biaya riset ditanggung oleh BRIN.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA - PT Cipta Perdana Lancar Tbk. (PART), produsen komponen otomotif untuk Toyota, Isuzu hingga Yamaha, mendapatkan restu pemegang saham untuk memasuki bisnis baru penyokong proyek pemerintah makan bergizi gratis.

Dalam risalah rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang dipublikasikan pada Kamis (14/8/2025), sebanyak 99,99% pemegang saham menyetujui aksi memasuki bisnis baru itu.

"Menyetujui perubahan ketentuan Pasal 3 ayat (1) dan (2) Anggaran Dasar Perseroan mengenai Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha Perseroan sehubungan dengan rencana menambah kegiatan usaha utama Perseroan, yaitu di bidang Industri Peralatan Dapur dan Peralatan Meja dari Logam (KBLI 25992) dan Industri Mesin Pertanian dan Kehutanan (KBLI 28210)," ulas direksi perusahaan.

Dalam penjelasan sebelumnya, PART melihat peluang untuk menjadi pemasok wadah makan (tray food) bagi proyek Makan Bergizi Gratis (MBG) yang jadi program unggulan pemerintah.

Perusahaan menempatkan asumsi permintaan tray food produksi perseroan akan meningkat dari 6 juta unit pada Juli-Desember 2025 menjadi 14,4 juta unit dalam 2 tahun ke depan. Selanjutnya pada periode 2028-2029 akan berbalik arah menurun. Kembali ke level 7,2 juta unit.

Dalam rencana ini, harga jual tray food yang dipasarkan mencapai Rp50.000 setiap unit. Dengan skenario ini maka hingga akhir 2025 PART akan mendapatkan pemasukan tambahan Rp300 miliar dan naik menjadi Rp720 miliar pada 2026 dan 2027. Segmen ini akan menurun menjadi sekitar Rp360 miliar pada 2028 dan 2029.

"Dari sisi keuangan, hasil studi kelayakan menunjukkan bahwa kegiatan usaha ini memiliki indikator kelayakan yang kuat, antara lain NPV sebesar Rp363,85 miliar, IRR 55,89%, dan Payback Period 2 tahun 2 bulan, dengan struktur pembiayaan yang sehat melalui kombinasi kas internal dan pinjaman bank," jelas perusahaan.

Perusahaan memasang rencana pembiayaan untuk lini baru ini sebesar Rp32,1 miliar dari kas internal dan Rp59 miliar dari pinjaman bank. Bunga yang diasumsikan dalam kertas kerja mencapai 8% per tahun.

"Memberikan persetujuan kepada Direksi Perseroan untuk menjaminkan seluruh atau sebagian besar harta kekayaan Perseroan kepada PT Bank Central Asia Tbk, baik dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun berkaitan satu dengan yang lain, sehubungan dengan aktifitas usaha Perseroan dan/atau entitas anak Perseroan, dalam rangka fasilitas keuangan yang akan diperoleh Perseroan dan/atau entitas anak Perseroan dari Bank termasuk perpanjangan maupun refinancing sampai jangka waktu yang dianggap baik oleh direksi perseroan," tulis risalah RUPSLB.

Perusahaan juga menunjuk selebritas Fero Walandouw sebagai komisaris independen. Fero sendiri dalam laman Instagramnya menyematkan foto bersama Presiden Prabowo dalam sejumlah kesempatan. Dia juga mengunggah sejumlah kunjungan ke Satuan Pelayanan Penguatan Gizi (SPPG).

Sementara itu, PART menyebut juga tengah bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengembangkan mesin panjat kelapa. "Sebagian besar biaya riset ditanggung oleh BRIN, sehingga tidak membebani struktur keuangan internal Perseroan secara signifikan," tertulis dalam dokumen.

--

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro