Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Emisi Obligasi Kanguru oleh Pemerintah RI, Mampu Menarik Pasar?

Indonesia berencana menerbitkan Kangaroo Bond dalam dolar Australia, menarik minat investor meski menghadapi tantangan kecocokan portofolio di Australia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan jajarannya dalam konferensi APBN KiTa di Kemenkeu, Jakarta pada Kamis (13/3/2025). / Bisnis-Surya Dua Artha Simanjuntak
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan jajarannya dalam konferensi APBN KiTa di Kemenkeu, Jakarta pada Kamis (13/3/2025). / Bisnis-Surya Dua Artha Simanjuntak

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pemerintah RI menerbitkan surat utang dalam denominasi dolar Australia atau Kangaroo Bond untuk pertama kalinya bulan depan disebut mulai menarik minat investor.

Namun, juga muncul sejumlah tantangan mengenai kecocokan instrumen nondolar ini di dalam portofolio manajer investasi lokal di Australia.

Head of Fixed Income Betashares Sydney Chamath de Silva mengatakan obligasi Kanguru dari negara berkembang tidak tidak sepenuhnya cocok dalam sektor obligasi tradisional Australia.

Dia menyebut minat manajer investasi untuk menyerap obigasi Kanguru dari Indonesia tergantung dengan potensi surat utang itu masuk ke dalam indeks-indeks utama.

"Namun, jika imbal hasilnya menarik, saya yakin investor institusi lokal akan tergoda," kata de Silva, dikutip Bloomberg, Senin (21/7/2025).

Adapun, Betashares CApital Ltd. berpendapat obligasi Kanguru yang diterbitkan oleh entitas asing di Australia tidak terlalu besar.

Penerbitan obligasi Kanguru oleh Indonesia juga dinilai tidak sejalan dengan obligasi supranasional dari negara maju yang lebih dikenal.

"Sejumlah dana mungkin tidak dapat menampung obligasi ini karena peringkat kredit Indonesia yang masih berada pada level investment grade rendah,", kata Jamieson Coote Bonds Pty.

Hal ini menunjukkan bahwa penawaran utang Indonesia bisa menjadi cukup menantang jika rencana tersebut dilanjutkan. Sebelumnya, pemerintah RI menyampaikan rencana diversifikasi sumber pembiayaan dan memperkuat hubungan dengan Canberra.

Jika terwujud, Indonesia akan menjadi negara berkembang kedua yang menerbitkan obligasi dalam dolar Australia, di pasar yang biasanya didominasi oleh penerbit dari negara maju seperti provinsi-provinsi Kanada dan lembaga supranasional seperti European Investment Bank.

Rencana penerbitan obligasi Kanguru oleh Indonesia ini juga muncul seiring dengan lonjakan penjualan obligasi Kanguru. Data Bloomberg menunjukkan emisi obligasi Kanguru tahun ini sudah mencapai 41 miliar dolar Australia dan diperkirakan melampaui rekor 61 miliar dolar Australia yang terjadi pada 2024.

Ahli Strategi Senior Suku Bunga Asia-Pasifik di TD Securities Singapura Prashant Newnaha melihat penerbitan obligasi Kanguru oleh Indonesia kemungkinan lebih ditujukan untuk dana kekayaan negara dan pengelola cadangan devisa.

Dengan demikian, emisi kali ini tidak mencerminkan keinginan dana investasi Australia untuk mencari eksposur di pasar negara berkembang, mengingat liuiditasnya yang mungkin rendah.

"[Namun], jelas ada sumber dana dalam dolar Australia yang cukup besar untuk diakses,” ujarnya.

Manajer Portofolio Senior Jamieson Coote James Wilson mengatakan meskipun rencana penawaran Indonesia ini menarik, obligasi tersebut tidak akan memenuhi persyaratan peringkat kredit dari sejumlah portofolio mereka.

Adapun, Indonesia memiliki peringkat Baa2 dari Moody’s Ratings, yang merupakan peringkat investasi terendah kedua.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro