Bisnis.com, JAKARTA – Prospek pasar Surat Berharga Negara (SBN) pada paruh kedua 2025 dinilai cukup prospektif dengan pergerakan yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun bisa menyentuh level 6,3%
Head of Fixed Income PT Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menerangkan sejumlah sentimen seperti pemberlakuan tarif AS atau perang di Timur Tengah sempat memicu tekanan di pasar obligasi beberapa waktu belakangan.
Meskipun begitu, di tengah tantangan tersebut, kondisi pasar obligasi pemerintah RI justru memiliki daya tahan yang cukup baik. Hal itu disebut menjadi salah satu katalis yang membuat pemulihan di pasar obligasi dalam negeri cenderung cepat.
“Dan sekarang kan 85% utang pemerintah dipegang domestik. Terutama perbankan yang memang mendominasi secara persentase,” katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (5/8/2025).
Ramdhan pun memprediksi yield rata-rata SBN tenor 10 tahun kemungkinan besar menyentuh level 6,3% jelang akhir tahun di tengah katalis positif terhadap pasar obligasi Tanah Air.
Berdasarkan data OJK, indeks obligasi komposit Indonesia (ICBI) menguat 1,17% secara bulanan (month to date/mtd) ke level 418,84 pada 31 Juli 2025. ICBI juga telah di zona hijau, naik 6,67% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).
Adapun, imbal hasil atau yield SBN rata-rata turun 10,82 basis poin secara bulanan pada Juli 2025. Kemudian, sepanjang 2025, yield SBN telah turun 41,1 basis poin.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana asing atau investor nonresiden di pasar SBN mengakumulasi net buy sebesar Rp55,32 triliun. Sedangkan di pasar obligasi korporasi, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp320 miliar sepanjang Juli 2025. Meskipun, sepanjang 2025, tercatat net sell Rp1,08 triliun.
Selepas terjadi kepastian dagang antara Indonesia dan AS, Ramdhan menilai hal itu akan menambah katalis positif bagi kinerja pasar SBN ke depannya. Selain itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga juga menjadi katalis lainnya dari pasar SBN dalam negeri.
Di tengah serangkaian katalis positif di pasar SBN dalam negeri, Ramdhan menilai, hal itu mampu menarik kembali kehadiran investor asing ke pasar SBN. Hal ini disebut mampu memberikan likuiditas yang lebih baik bagi pasar SBN.
“Peluang dana asing masuk ke pasar SBN masih cukup besar walaupun bertahap,” katanya.