Bisnis.com, JAKARTA — Perdagangan saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) milik Prajogo Pangestu diwarnai transaksi crossing senilai Rp1,45 triliun pada perdagangan sesi II hari ini, Selasa (5/8/2025).
Berdasarkan data D’Origin, pada perdagangan sesi II hari ini terdapat transaksi crossing saham CUAN dengan nilai Rp1,45 triliun. Transaksi terjadi di harga Rp1.450 per saham atau sama dengan harga pasar reguler.
Saham CUAN tercatat berada di level Rp1.450 per saham atau naik 2,47% pada penutupan perdagangan Selasa (5/8/2025). Secara year to date, saham CUAN naik 30,63% dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp163,01 triliun.
Selain saham CUAN, terdapat juga transaksi crossing saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA). Nilai transaksi pada saham BMRI mencapai Rp193,75 miliar, sementara transaksi pada saham CDIA tercatat senilai Rp176,51 miliar di harga Rp1.773 per lembar.
Saham BMRI ditransaksikan pada harga Rp4.637 per saham atau lebih rendah dari harga di pasar reguler. Adapun BMRI yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp438,90 triliun tersebut ditutup pada level Rp4.750 per lembar pada perdagangan hari ini.
Kemudian saham CDIA ditransaksikan di harga Rp1.773 per saham. Transaksi CDIA tersebut juga lebih rendah dibandingkan perdagangan reguler hari ini yang ditutup pada level Rp1.780 per lembar.
Baca Juga
IHSG Ditutup Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi
Seiring dengan transaksi jumbo di pasar negosiasi tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.515,18 pada Selasa (5/8/2025).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat sebesar 0,68% atau 50,53 poin menuju posisi 7.515,18. Sepanjang hari ini, indeks komposit bergerak pada level 7.463,05 dan sempat menyentuh level tertinggi di 7.546,94.
Tercatat, 274 saham meningkat, 330 saham turun, dan 200 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp13.481 triliun.
Saham dengan kapitalisasi jumbo yang menguat dipimpin PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dengan kenaikan 5,24% ke Rp4.220 dan saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) naik 5,19% menuju Rp7.600.
Selanjutnya, ada saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang mencatatkan penguatan sebesar 2,81% menuju posisi Rp4.750 per saham.
Di sisi lain, saham paling boncos atau top losers ditempati oleh PT Era Mandiri Cemerlang Tbk. (IKAN) yang terkoreksi 14,63% menjadi Rp105, sedangkan saham PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKKH) merosot sebesar 12,05%.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan bahwa IHSG sempat ditutup menguat 0,96% ke level 7.536.611 pada sesi pertama.
Penguatan didorong oleh kenaikan sejumlah saham perbankan, seperti BMRI yang naik 2,60%, saham BBRI sebesar 1,35%, BBNI tumbuh 4,49%, dan BBCA mencapai 2,11%. Adapun, sektor siklikal juga menguat 1,67%.
“Secara teknikal, indikator stochastic RSI menunjukkan kondisi oversold, yang mengindikasikan potensi rebound. Kami memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 7.500-7.550 pada sesi kedua hari ini,” ujar Valdy.
Terpisah, analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menjelaskan pertumbuhan ekonomi di atas ekspektasi adalah katalis jangka pendek positif untuk IHSG.
“Namun, tetap perlu diwaspadai sentimen eksternal seperti arah suku bunga global dan nilai tukar,” ujar Wafi, Selasa (5/8/2025).
Wafi melanjutkan saat ini sektor yang terkait dengan konsumsi, pembiayaan, dan belanja pemerintah menjadi yang paling sensitif terhadap data PDB kuartal II/2025 sebesar 5,12%. Dia juga menyebut sektor-sektor tersebut layak dipantau investor untuk peluang rotasi sektoral.
Wafi juga menuturkan lima sektor pendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yaitu industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan masih layak dicermati. Hal tersebut seiring ekspektasi pulihnya ekonomi global dan membaiknya tingkat permintaan.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.