Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gerai Pizza Hut (PZZA) dan KFC (FAST) Berkurang Semester I/2025

Pizza Hut (PZZA) dan KFC (FAST) mengalami penurunan jumlah gerai di semester I/2025. PZZA kehilangan 5 gerai dan FAST berkurang 17 gerai.
Pengunjung beraktivitas di salah satu gerai KFC di Jakarta, Sabtu (2/11/2024)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung beraktivitas di salah satu gerai KFC di Jakarta, Sabtu (2/11/2024)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pengelola jejaring restoran cepat saji PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) atau Pizza Hut dan PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) atau KFC sama-sama mencatatkan penyusutan jumlah gerai sepanjang semester I/2025.

Berdasarkan laporan keuangan, sampai dengan 30 Juni 2025 dan 31 Desember 2024, PZZA mengoperasikan masing-masing 586 dan 591 gerai Pizza Hut di Jakarta serta kota lain di Indonesia. Alhasil, telah berkurang lima gerai Pizza Hut sepanjang paruh pertama 2025.

Begitu juga dengan FAST yang mengoperasikan 698 gerai restoran sampai 30 Juni 2025. Sementara, pada 31 Desember 2024, FAST mengoperasikan 715 gerai restoran. Artinya, jumlah gerai restoran milik FAST berkurang 17 gerai.

Meski begitu, di tengah penyusutan gerai, PZZA telah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp15,56 miliar pada semester I/2025, berbanding terbalik dengan catatan rugi sebesar Rp75,11 miliar pada semester I/2024.

Perbaikan kondisi profitabilitas sejalan dengan kinerja penjualan bersih yang naik 12,41% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp1,54 triliun pada semester I/2025, dibandingkan Rp1,37 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Penjualan PZZA berasal dari segmen usaha makanan sebesar Rp1,45 triliun dan minuman Rp88,81 miliar.

"Perbaikan penjualan, disertai dengan inisiatif spend smarter yang secara konsisten dijalankan sejak 2023, mampu membalik kondisi rugi operasional kami pada semester I/2024 menjadi laba operasional untuk periode yang sama tahun ini," kata Corporate Secretary Sarimelati Kencana Andromeda Hermawan Tristanto dalam keterangan tertulisnya pada beberapa waktu lalu.

Berbeda dengan pengelola KFC yakni FAST yang masih membukukan rugi bersih sebesar Rp138,75 miliar pada semester I/2025. Meskipun, rugi bersih perseroan menyusut dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp348,83 miliar. 

Sementara, pendapatan FAST telah menyusut 3,12% yoy menjadi Rp2,4 triliun pada semester I/2025, dibandingkan Rp2,48 triliun pada semester I/2024.

Pendapatan FAST berasal dari pihak ketiga makanan dan minuman sebesar Rp2,39 triliun, komisi atas penjualan konsinyasi sebesar Rp9,37 miliar, serta jasa layanan antar Rp855,98 juta. 

Sebagaimana diketahui, KFC dan Pizza Hut terkena imbas boikot seiring dengan gejolak geopolitik Palestina dan Israel. Direktur Fast Food Indonesia Wahyudi Martono mengatakan bahwa isu boikot sejauh ini melanda produk-produk asal AS, dan KFC juga ikut terdampak karena berasal dari AS. 

"Seruan boikot itu memang kami alami. Meskipun kami tidak terdaftar di dalam produk yang diboikot, tetapi karena KFC merupakan produk Amerika, kami juga sangat terdampak. Bukan terdampak saja, tapi sangat terdampak," katanya dalam public expose pada beberapa waktu lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro