Bisnis.com, JAKARTA – PT United Tractors Tbk. (UNTR) mendukung fokus pemerintah membangun proyek waste to energy (WTE). Emiten penambangan dan konstruksi ini memiliki portofolio di sektor WTE melalui anak usahanya PT Energia Prima Nusantara (EPN).
Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K. Loebis mengatakan potensi limbah yang bisa diolah menjadi listrik di Indonesia jumlahnya sangat besar.
"Tentu sangat baik apabila ke depan ada potensi program WTE lainnya, mengingat limbah akan selalu ada sehingga harus dipikirkan pemanfaatannya, termasuk untuk energi," kata Sara, Rabu (27/8/2025).
Berdasarkan catatan Bisnis.com, pada 2023 anak usaha UNTR bersama dengan konsorsium dari Jepang memenangkan lelang di acara West Java Investment Summit, untuk bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam proyek Pembangunan Infrastruktur Tempat Pemrosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka.
Konsorsium tersebut terdiri dari Sumitomo Corporation, PT Energia Prima Nusantara (EPN), dan Hitachi Zozen Corporation.
Melalui kemitraan ini, konsorsium bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, menggunakan skema kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dengan target penanganan 2.000 ton sampah per hari.
Baca Juga
Program kemitraan ini bertekad untuk berkontribusi dalam proses percepatan peningkatan pemanfaatan energi terbarukan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Indonesia.
Sara mengatakan kontribusi pendapatan dari unit bisnis ini kepada induk usaha masih minim. Saat ini, sumber pendapatan UNTR didominasi dari segmen mesin konstruksi serta penjualan penambangan.
"Karena porsinya masih kecil dibandingkan lini bisnis lainnya, kontribusi lini energi bersih dalam konsolidasi bisnis UT saat ini masih kecil juga, di bawah 5%," jelasnya.
Sara mengatakan dalam waktu dekat belum ada proyek WTE baru. Menurutnya, proyek WTE memerlukan konsorsium karena perseroan membutuhkan mitra berpengalaman.
"Jadi tergantung peluang nanti. Kontribusi juga lihat perkembangan, karena lini bisnis yang lain kan juga diharapkan bertumbuh," tandasnya.
Mengutip laporan keuangan UNTR, perseroan hingga Juni 2025 mencatat pendapatan bersih mencapai Rp68,52 triliun, meningkat dibanding Rp64,51 triliun di periode sebelumnya.
Pendapatan tersebut paling besar bersumber dari penjualan mesin konstruksi kepada pihak ketiga dengan nilai Rp18,61 triliun, meningkat dari Rp13,39 triliun. Sumber pendapatan terbesar kedua datang dari penjualan penambangan batu bara termal dan metalurgi ke pihak ketiga sebesar Rp8,69 triliun.