Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

128 Saham Menguat di Atas 100% Ytd, Intip 20 Emiten Paling Cuan

Sebanyak 128 saham di BEI melonjak di atas 100% YtD, dengan Indokripto Koin Semesta (COIN) memimpin kenaikan hingga 2.280%. Saham lapis kedua lebih diminati meski berisiko tinggi.
Jajaran manajemen PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN)  memantau papan perdagangan usai resmi melantai di BEI pada Rabu (9/7/2025)./BEI
Jajaran manajemen PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) memantau papan perdagangan usai resmi melantai di BEI pada Rabu (9/7/2025)./BEI
Ringkasan Berita
  • IHSG ditutup menguat 0,38% ke level 7.936,18 pada 27 Agustus 2025, dengan 128 saham mencatat kenaikan di atas 100% year to date (YtD).
  • Saham lapis kedua atau papan pengembangan mengalami penguatan 77,28% YtD, jauh melampaui kinerja Papan Utama yang hanya naik 4,46% YtD.
  • Investment Analyst Ekky Topan menyebutkan bahwa rotasi ke saham second liner terjadi akibat arus keluar dana asing dari saham berkapitalisasi besar, meskipun tren ini tidak akan bertahan lama.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham di Bursa Efek Indonesia melonjak tajam hingga menyentuh rekor baru 8.017 pada tengah Agustus 2025. Sementara itu dalam penutupan perdagangan hari ini, (27/8/2025), IHSG ditutup menguat 0,38% ke level 7.936,18. 

Bloomberg melaporkan terdapat 546 saham yang menguat. Dari jumlah ini, 128 emiten melonjak di atas 100% ytd dengan lima emiten penguatan tertinggi adalah saham lapis kedua yakni Indokripto Koin Semesta (COIN) yang melonjak 2.280%, Multi Makmur Lemindo (PIPA) mencapai 845,45%, Cakra Buana Resources Energi (CBRE) mencapai 747,37%, Minna Padi Investama Sekuritas (PADI) mencapai 740%, dan Chandra Daya Investasi (CDIA) terbang 700%.

Sedangkan secara pengelompokan, saham lapis kedua atau papan pengembangan mencatatkan penguatan 77,28% year to date (YtD) di saat kinerja Papan Utama hanya mampu menguat 4,46% YtD.

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menilai, minat investor pada saham-saham dengan kapitalisasi lebih kecil memberikan risiko yang lebih tinggi, seperti volatilitas harga yang tajam.

Pasalnya, saham-saham yang berada di Papan Pengembangan cenderung memiliki likuiditas yang kecil dibandingkan Papan Utama. Selain itu, secara fundamental, kinerja saham Papan Pengembangan juga tidak selalu sekuat kinerja Papan Utama.

“Oleh karena itu, ketika terjadi aksi profit taking massal, koreksinya cenderung lebih dalam dibandingkan big caps,” kata Ekky kepada Bisnis, Rabu (27/8/2025).

Menurut Ekky, penguatan kinerja saham Papan Pengembangan belakangan, terjadi karena arus keluar dana asing dari saham-saham berkapitalisasi jumbo. Situasi ini kemudian mendorong investor untuk melakukan rotasi ke saham-saham second liner.

Pasalnya, saham-saham second liner dinilai lebih prospektif untuk memberikan pertumbuhan dan keuntungan jangka pendek–menengah yang lebih cepat. Namun, rotasi sektor ini tidak akan bertahan lama.

“Tren euforia biasanya tidak bisa bertahan selamanya. Kembalinya dana asing ke big caps berpotensi menggeser kembali minat domestik dari papan pengembangan menuju papan utama,” kata Ekky.

Sebaliknya, Analis Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menerangkan, penguatan kinerja saham di Papan Pengembangan terutama didorong oleh perbaikan fundamental emiten di sektor ini.

PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) misalnya, sebagai penghuni Papan Pengembangan dan memiliki market caps jumbo, telah mencatatkan kenaikan harga saham hingga 682,36% YtD.

Hal itu menunjukkan bahwa kenaikan harga saham DCII merupakan respon pasar setelah perseroan mampu membukukan kinerja fundamental yang kuat dan melakukan ekspansi sesuai kebutuhan pasar.

“Seperti DCII yang berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih 105% YoY dan fokus capex pada pengembangan data center,” kata Audi saat dihubungi, Rabu (27/8/2025).

Selain karena perbaikan fundamental, penguatan kinerja DBX juga didorong oleh reli harga komoditas emas dan CPO belakangan. Hal itu mendorong penguatan fundamental saham-saham yang berkaitan dengan sektor tersebut.

“Kami berpandangan penguatan emiten yang didorong pada optimalisasi capex untuk ekspansi dan juga peningkatan demand komoditas akan memberikan dampak pada penguatan harga saham yang berkelanjutan,” katanya.

Meskipun demikian, Audi menilai bahwa terdapat potensi pelemahan kinerja saham-saham di Papan Pengembangan, seperti pelonggaran kebijakan moneter yang lambat akan memberikan dampak terhadap sektor keuangan hingga properti. Selain itu, kekhawatiran pertumbuhan PDB dan fluktuasi rupiah juga turut membayangi kinerja saham di Papan Pengembangan.

Dalam situasi tersebut, Audi memberikan rekomendasi trading buy untuk tiga saham, yakni WIFI dengan target harga Rp3.500 per saham, PANI di level Rp17.000, serta ARCI pada kisaran Rp820.

Di sisi lain, Ekky merekomendasikan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dengan target harga di kisaran Rp3.500–Rp3.600, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) yang berpotensi kembali menembus level Rp500, serta PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) dengan prospek jangka panjang di rentang Rp1.800–Rp2.000.

Selain itu, di sektor properti, Ekky merekomendasikan saham CTRA, BSDE, hingga SMRA seiring momentum penurunan suku bunga BI belakangan. Sementara itu, di sektor perbankan, Ekky merekomendasikan BBRI, BBNI, hingga BMRI.

“Karena valuasinya yang sudah lebih murah serta potensi kembalinya dana asing,” tambahnya.

Saham Paling Cuan (ytd) per 27 Agustus 2025

Ticker Name Price % Chg
COIN IJ Equity Indokripto Koin Semesta Tbk PT 2.380 2.280%
PIPA IJ Equity Multi Makmur Lemindo Tbk PT 104 845,45%
CBRE IJ Equity Cakra Buana Resources Energi T 161 747,37%
PADI IJ Equity Minna Padi Investama Sekuritas 84 740%
CDIA IJ Equity Chandra Daya Investasi Tbk PT 1.520 700%
DCII IJ Equity DCI Indonesia Tbk PT 321.750 664,25%
WIFI IJ Equity Solusi Sinergi Digital Tbk PT 3.050 644,62%
MIRA IJ Equity Mitra International Resources 62 588,89%
BUVA IJ Equity Bukit Uluwatu Villa Tbk PT 374 544,83%
IKAN IJ Equity Era Mandiri Cemerlang Tbk PT 148 516,67%
DATA IJ Equity Remala Abadi Tbk PT 4.560 488,39%
RATU IJ Equity Raharja Energi Cepu PT 6.550 473,74%
REAL IJ Equity Repower Asia Indonesia PT 43 439,30%
CLAY IJ Equity Citra Putra Realty PT 1.430 437,59%
COCO IJ Equity Wahana Interfood Nusantara Tbk 438 434,15%
ANDI IJ Equity Andira Agro Tbk PT 32 433,33%
LAPD IJ Equity Leyand International Tbk PT 90 400%
MTPS IJ Equity Meta Epsi PT 53 381,82%
CNKO IJ Equity Exploitasi Energi Indonesia Tb 105 377,27%

Sumber: Bloomberg

--

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro