Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Akhir Pekan Ditutup Menguat ke Rp16.296, Dolar AS Loyo

Rupiah ditutup menguat ke level Rp16.296 pada perdagangan Jumat (18/7/2025), seiring melemahnya indeks dolar AS.
Karyawan menunjukan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Senin (14/7/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawan menunjukan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Senin (14/7/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah ditutup menguat pada perdagangan Jumat (18/7/2025), seiring melemahnya indeks dolar AS. Rupiah parkir pada level Rp16.296 akhir pekan ini.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 44 poin atau 0,27% ke Rp16.296 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,36% ke 98,37.

Mata uang Asia lainnya ditutup bervariasi sore ini. Yen Jepang ditutup melemah 0,07%, dolar Hong Kong menguat 0,01%, dolar Singapura menguat 0,16%, dolar Taiwan menguat 0,13%, dan won Korea Selatan menguat 0,01% sore ini.

Kemudian peso Filipina menguat 0,13%, yuan China menguat 0,05%, ringgit Malaysia menguat 0,08%, dan baht Thailand naik 0,40% di hadapan dolar AS.

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan pasar mencermati ketidakpastian tarif dan kebijakan The Fed setelah data minggu ini menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) AS sedikit di atas ekspektasi, menyoroti dampak awal tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump.

Data IHK memperkuat sikap hati-hati Fed terhadap suku bunga. Beberapa pejabat Fed mencatat minggu ini bahwa inflasi masih stagnan dan kenaikan baru-baru ini mungkin mencerminkan penerapan tarif lebih awal ke harga konsumen.

Oleh karena itu, investor semakin yakin Federal Reserve tidak akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Sementara itu, kekhawatiran atas independensi bank sentral diperburuk di tengah meningkatnya ketegangan antara Presiden Trump dan Ketua Fed Jerome Powell. Trump pada hari Rabu menolak klaim bahwa ia berencana untuk mencopot Ketua Fed Jerome Powell, tetapi tidak menutup kemungkinan tersebut.

Dari dalam negeri, pemerintah mengklaim kemenangan diplomatik usai tercapainya kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat. Presiden Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump menyebut kesepakatan tersebut sebagai babak baru hubungan perdagangan yang saling menguntungkan.

Namun, para ekonom memperingatkan bahwa perjanjian ini bisa membawa risiko serius, mulai dari ketimpangan perdagangan hingga ancaman terhadap kedaulatan energi dan pangan nasional.

Sebagai informasi, Trump menyatakan kesepakatan antara Indonesia dan AS membuka seluruh pasar Indonesia bagi Negara Paman Sam untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia tidak hanya akan memberikan akses pasar lebih luas ke AS. Indonesia akan mengimpor energi dari negara tersebut senilai US$15 miliar atau sekitar Rp244,56 triliun (asumsi kurs Rp16.304 per dolar AS).

Selain itu, pemerintah Indonesia akan mengimpor produk pertanian Amerika senilai US$4,5 miliar atau sekitar Rp73,36 triliun. Di samping itu, Trump menambahkan bahwa RI juga bakal mengimpor 50 pesawat Boeing yang mayoritas merupakan tipe Boeing 777. 

Adapun untuk perdagangan Senin depan, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup melemah pada rentang Rp16.280-Rp16.330 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro