Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas tergelincir pada perdagangan Senin (14/7/2025) setelah menyentuh level tertingginya dalam tiga pekan, saat fokus pasar beralih ke dinamika perdagangan global dan data ekonomi Amerika Serikat.
Di sisi lain, harga perak melonjak ke level tertinggi sejak September 2011, didorong oleh ketatnya pasokan dan lonjakan permintaan.
Melansir Reuters, Selasa (15/7/2025), harga emas di pasar spot melemah 0,38% ke posisi US$3.342,84 per troy ounce usai sempat menyentuh level tertinggi sejak 23 Juni. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup turun 0,27% ke US$3.349,9 per ons.
Penguatan indeks dolar AS ke level tertinggi dalam hampir tiga pekan turut membebani emas, karena membuat logam mulia tersebut menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Kepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek mengatakan pelemahan harga emas kali ini merupakan hal wajar karena adanya aksi profit taking setelah penguatan yang signifikan.
”Namun, secara umum pasar emas tetap menunjukkan permintaan yang solid,” ujar Melek seperti dikutip Reuters.
Baca Juga
Pernyataan terbaru Presiden AS Donald Trump yang kembali mengobarkan perang dagang menambah ketidakpastian global. Trump mengumumkan rencana tarif 30% terhadap sebagian besar impor dari Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus, setelah sebelumnya melayangkan ancaman serupa ke Jepang dan Korea Selatan.
Merespons hal itu, UE dan Korea Selatan menyatakan tengah menjajaki kesepakatan perdagangan baru dengan Washington.
Investor kini mengarahkan perhatian ke data inflasi AS, yakni Indeks Harga Konsumen (CPI) pada Selasa dan Indeks Harga Produsen (PPI) pada Rabu untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter The Fed.
“Trump secara konsisten menyuarakan keinginannya melihat suku bunga lebih rendah, dan hal ini menjadi katalis positif bagi emas,” kata Melek.
Emas sebagai aset tanpa imbal hasil cenderung lebih menarik saat suku bunga rendah.
Sementara itu, harga perak menguat tipis di US$38,36 per troy ounce, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak 2011.
“Fundamental perak tetap kuat. Pasokan masih defisit dan permintaan, terutama dari sektor surya, terus tumbuh,” ungkap analis komoditas WisdomTree Nitesh Shah.
Performa perak mulai mengejar emas, terlihat dari rasio harga emas terhadap perak yang kini mendekati level 86.