Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah diproyeksikan bertahan di level tinggi dengan estimasi rata-rata berkisar Rp16.500 per dolar AS hingga tahun depana, menyusul proyeksi berbeda dari BI dan Kementerian Keuangan.
Adapun, ekonom mengestimasikan rupiah secara rata-rata akan berada di level sekitar Rp16.500-an per dolar AS pada tahun depan atau 2026.
Sementara Bank Indonesia (BI) maupun pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan mengeluarkan estimasi yang berbeda terhadap rupiah tahun depan, masing-masing pada rentang Rp16.000–16.500 per dolar AS dan Rp16.500–Rp16.900 per dolar AS.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual memproyeksi rupiah stabil pada angka tengah pada 2026.
“Lebih stabil di posisi Rp16.500 per dolar AS secara rata-rata karena harga komoditas diharapkan lebih baik ke depan, terutama dipicu stimulus fiskal China dan ketidakpastian akibat perang tarif sudah mereda,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (11/7/2025).
Kendati begitu, David masih belum melihat adanya potensi rupiah dapat menguat ke level yang lebih apresiatif, yakni di kisaran Rp15.000 per dolar AS, baik pada tahun ini maupun tahun depan.
Baca Juga
Adapun mata uang rupiah ditutup menguat pada level Rp16.218,00 per dolar AS pada Jumat (11/7/2025), menguat di pekan AS mengumumkan putusan tarif resiprokal terhadap Indonesia.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 6 poin atau 0,04% ke level Rp16.218. Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,12% ke 97,76. Di sisi lain, sebagian besar mata uang lain di Asia ditutup melemah di hadapan dolar AS hari ini.
Adapun hingga semester I/2025, rupiah secara rata-rata tercatat di angka Rp16.428 per dolar AS. Melesat dari target APBN tahun ini yang sebesar Rp16.000 per dolar AS.
Untuk itu, pemerintah memproyeksikan pada akhir tahun ini, rupiah secara rata-rata akan berada di rentang Rp16.300—Rp16.800 per dolar AS.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memastikan bahwa instansinya akan terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental terutama melalui intervensi transaksi Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar luar negeri serta transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) di pasar domestik.
Di mana strategi ini disertai dengan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder untuk menjaga stabilitas pasar keuangan.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengalami pelemahan 0,15% atau 24 poin menjadi Rp16.240 per dolar AS.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.04 WIB, rupiah dibuka melemah 0,10% ke Rp16.233 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,03% ke 97,82.
Mata uang Asia lainnya dibuka bervariasi. Yen Jepang menguat 0,20%, dolar Hong Kong stagnan, dolar Singapura melemah 0,05%, dolar Taiwan melemah 0,04%, dan won Korea Selatan turun 0,14%.