Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Naik Tipis Meski Tertekan Data AS dan Prospek Suku Bunga

Harga emas menguat pada Jumat (4/7/2025) dan berada di jalur penguatan mingguan di tengah meredanya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
Pegawai menunjukan emas batangan di kantor cabang Pegadaian di Depok, Jawa Barat, Selasa (6/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan emas batangan di kantor cabang Pegadaian di Depok, Jawa Barat, Selasa (6/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas terpantau naik tipis pada Jumat (4/7/2025) dan berada di jalur penguatan mingguan di tengah meredanya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan kekhawatiran yang terus berlanjut terhadap prospek perdagangan global.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,53% ke level US$3.343,60 per troy ounce pada pukul 13.27 WIB. Sementara itu, harga emas berjangka Comex di AS untuk kontrak Agustus 2025 terpantau menguat 0,35% ke level US$3.354,60 per troy ounce.

Sementara itu, harga emas naik sekitar 1,7% sepanjang pekan ini. Pada sesi sebelumnya, harga emas turun 0,9% setelah data ketenagakerjaan AS mencatat hasil di atas perkiraan, dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dari ekspektasi pasar.

Kenaikan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah juga menekan harga emas, seiring pelaku pasar yang mulai keluar dari spekulasi pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed bulan ini. Kenaikan suku bunga umumnya memberikan tekanan pada harga emas, karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil.

Hingga kini, pembuat kebijakan The Fed mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil sepanjang tahun ini, sembari mencermati potensi tekanan inflasi akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Stabilitas pasar tenaga kerja juga dijadikan alasan untuk tidak terburu-buru menurunkan suku bunga.

Dari sisi global, pelaku pasar turut mencermati perkembangan terbaru terkait perdagangan internasional, setelah Trump mengisyaratkan akan mulai mengirimkan surat kepada mitra dagang mulai Jumat untuk menetapkan tarif sepihak menjelang tenggat 9 Juli.

Sepanjang tahun ini, harga emas telah naik lebih dari seperempat, atau sekitar US$170 di bawah rekor tertinggi yang dicetak pada April lalu. Permintaan terhadap aset aman (safe haven) seperti emas meningkat seiring dengan ketegangan geopolitik dan perdagangan global, serta pembelian masif dari bank sentral di berbagai negara.

Di sisi lain, investor juga mencermati dampak ekonomi dari paket kebijakan fiskal multi-triliun dolar Trump, setelah DPR AS mengesahkan RUU besar terkait pemangkasan pajak dan belanja pada Kamis. 

Menurut Kantor Anggaran Kongres (CBO), legislasi tersebut diperkirakan akan memperlebar defisit AS sebesar US$3,4 triliun dalam satu dekade ke depan, yang berpotensi mendorong permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper