Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ketenagakerjaan AS Lesu, Harga Emas Menguat

Harga emas menguat seiring dengan melemahnya data tenaga kerja AS yang meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed lebih cepat dari perkiraan.
Karyawati memperlihatkan kepingan emas Antam di Jakarta, Senin (30/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati memperlihatkan kepingan emas Antam di Jakarta, Senin (30/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas bergerak naik seiring dengan melemahnya data ketenagakerjaan AS yang meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve lebih cepat dari perkiraan. 

Investor kini menanti laporan non-farm payrolls yang akan dirilis Kamis (3/7/2025) waktu setempat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut arah kebijakan moneter AS.

Melansir Reuters, harga emas di pasar spot tercatat naik 0,3% menjadi US$3.348,60 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka AS menguat 0,3% di level US$3.359,70 per troy ounce.

"Data ADP yang menunjukkan penurunan 33.000 pekerjaan—angka negatif pertama sejak awal 2023—memberikan dorongan positif bagi harga emas," ujar Tai Wong, pedagang logam independen.

Sebelumnya, laporan ADP National Employment Report menunjukkan bahwa sektor swasta AS mencatat penurunan jumlah pekerjaan pada Juni, untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun. Kondisi ini meningkatkan peluang bahwa The Fed dapat memangkas suku bunga paling cepat pada pertemuan September mendatang.

Ketua The Fed Jerome Powell pada Selasa lalu menegaskan bahwa bank sentral masih akan bersikap hati-hati terhadap pemangkasan suku bunga lanjutan. Namun, ia tidak menutup kemungkinan adanya penurunan suku bunga pada pertemuan bulan ini, tergantung pada data ekonomi yang masuk.

Hal ini menjadikan laporan ketenagakerjaan non-pertanian (non-farm payrolls) yang akan dirilis Kamis menjadi sorotan utama, karena dapat memberikan gambaran lebih lanjut tentang kondisi pasar tenaga kerja AS.

"Jika laporan ketenagakerjaan jauh lebih kuat dari perkiraan, itu bisa menjadi sentimen negatif bagi emas karena The Fed mungkin tidak akan bisa memangkas suku bunga secepat atau sebanyak yang diharapkan pasar," jelas Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Emas selama ini dipandang sebagai aset lindung nilai (hedge) di tengah ketidakpastian ekonomi, dan cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah.

Selain itu, pelaku pasar juga mencermati ketidakpastian terkait kebijakan tarif AS menjelang tenggat 9 Juli. Kekhawatiran investor juga bertambah dengan rencana undang-undang besar terkait pajak dan belanja pemerintah yang diajukan oleh mantan Presiden Donald Trump, yang diperkirakan akan menambah utang nasional sebesar US$3,3 triliun dan kini menunggu persetujuan akhir dari DPR AS.

Sementara itu, harga perak spot naik 1,2% menjadi US$36,49 per ounce. Platinum melonjak 4,6% ke posisi US$1.413,40, sedangkan palladium menguat hampir 5,2% menjadi US$1.157,09 per ounce.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper