Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.396,5 per Dolar AS, Pasar Kecewa Keputusan The Fed

Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.396,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (20/6/2025).
Pegawai melayani nasabah melakukan penukaran mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (4/6/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai melayani nasabah melakukan penukaran mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (4/6/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.396,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (20/6/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan menguat 0,06% atau 9,5 poin ke level Rp16.396,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau turun 0,25% ke posisi 98,66.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,07%, dolar Singapura menguat 0,18%, dolar Taiwan menguat 0,42%, dan won Korea Selatan menguat 0,86%.

Adapun, peso Filipina menguat 0,48%, yuan China menguat 0,05%, rupee India menguat 0,16%, dan ringgit Malaysia menguat 0,05%.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah pada hari ini. Dari luar negeri, pasar terguncang oleh komentar agresif dari The Fed, di mana Ketua The Fed Jerome Powell tetap tidak berkomitmen terhadap pemangkasan suku bunga di masa mendatang. The Fed juga memangkas prospek pemangkasan suku bunga bank sentral untuk 2026.

Pasar juga masih menaruh perhatian pada konflik yang memanas di Timur Tengah. Seiring dengan konflik Iran dan Israel, pejabat senior AS sedang mempersiapkan serangan potensial terhadap Iran dalam beberapa hari ke depan.

Keterlibatan AS dalam konflik tersebut diperkirakan akan menandai eskalasi besar. Iran sendiri telah berulang kali memperingatkan terhadap skenario dari AS itu. Perundingan nuklir antara Washington dan Teheran sebagian besar gagal pekan lalu setelah Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.

Dari dalam negeri, seiring dengan tensi geopolitik di Timur Tengah yang memanas, maka gejolak ekonomi global kembali menunjukkan taringnya. Kenaikan tajam imbal hasil obligasi pemerintah AS menandai kekhawatiran pasar atas ketidakseimbangan fiskal negeri adidaya tersebut. 

Indonesia pun berada dalam pusaran ketidakpastian global yang kompleks. Situasi geopolitik akan membawa implikasi bagi kondisi ekonomi dalam negeri.

Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan awal pekan depan, Senin (23/6/2025), mata uang rupiah bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.350 - Rp16.400 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper