Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas dunia bergerak maju-mundur terkena sentimen global. Di satu sisi harga emas terpantik konflik Iran-Israel, di sisi lain tertahan oleh penguatan greenback.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas dunia terpantau bergerak turun dan diperdagangkan di bawah level US$3.400 per troy ounce kemarin, Selasa (17/6/2025) malam. Harga emas dunia kemudian berada di kisaran US$3.380 pada perdagangan hari ini Rabu (18/6/2025), mengalami penurunan tipis sebesar 0,05%.
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menilai tren bearish emas masih cukup dominan meskipun sentimen pasar cenderung negatif. Kombinasi pola candlestick dan indikator moving average menegaskan bahwa tekanan jual masih cukup kuat.
Dalam skenario lanjutan, harga emas dunia berpeluang melemah ke area support US$3.343, level yang menjadi batas bawah dari konsolidasi saat ini. Namun, apabila terjadi pembalikan arah atau rebound teknikal, maka target penguatan berada di sekitar resisten minor US$3.398.
“Secara umum, pasar tengah dibayangi oleh dua kekuatan yang saling bertentangan. Di satu sisi ada potensi penguatan emas sebagai aset safe-haven akibat ketegangan antara Israel dan Iran. Namun di sisi lain penguatan signifikan dolar AS justru menjadi hambatan utama kenaikan harga emas,” ujar Andy dalam keterangan tertulis pada Rabu (18/6/2025).
Eskalasi konflik di Timur Tengah memang tengah memuncak setelah muncul kabar bahwa Presiden AS, Donald Trump aktif mempertimbangkan opsi untuk bergabung dengan Israel dalam aksi militer terhadap Iran.
Memanasnya konflik Iran-Israel itu mendorong permintaan emas dunia. Namun, pasar kemudian merespons kabar tersebut dengan hati-hati. Emas tidak mengalami lonjakan signifikan dalam kondisi geopolitik yang bergejolak, sebab dominasi faktor penguatan dolar saat ini lebih berpengaruh.
Indeks dolar AS tercatat menguat 0,46% ke level 98,58, mengindikasikan meningkatnya permintaan terhadap mata uang cadangan dunia itu. Investor pun cenderung mengalihkan dana dari emas ke dolar, sehingga membatasi peluang emas untuk naik meskipun risiko global meningkat.
Baca Juga : Kurs Dolar AS BCA, BRI, Mandiri, dan BNI Hari Ini, 18 Juni 2025 jelang Keputusan BI Rate |
---|
Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff mengatakan harga emas terdorong ketidakpastian geopolitik, khususnya perang udara antara Israel dan Iran yang kemungkinan besar akan memburuk sebelum mereda.
“Hal ini akan menjaga permintaan terhadap aset safe haven tetap tinggi,” ujar Wyckoff.
Di tengah konflik yang terus memanas, Presiden AS Donald Trump menyatakan keinginannya untuk mengakhiri sengketa nuklir dengan Iran secara “nyata”. Dia juga mengindikasikan kemungkinan mengirim pejabat tinggi AS untuk bertemu langsung dengan perwakilan Iran.
Sementara itu, pasar menanti keputusan kebijakan suku bunga dari The Fed yang akan diumumkan pekan ini, disusul konferensi pers Ketua The Fed Jerome Powell.
Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25% hingga 4,50%, seperti yang telah berlaku sejak Desember lalu.
Lingkungan suku bunga rendah dan ketidakpastian geopolitik biasanya menjadi faktor pendorong utama bagi kenaikan harga emas. Survei World Gold Council juga menunjukkan bahwa bank sentral global memperkirakan proporsi cadangan emas mereka akan meningkat dalam lima tahun ke depan.