Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak tiga saham yakni BUKA, MTEL, dan INTP menjadi saham yang dikeluarkan dari indeks LQ45 periode Februari-April 2025. Ketiga saham tersebut mengalami pergerakan yang bervariasi pada hari terakhirnya menjadi penghuni LQ45.
Melansir RTI Infokom, saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) tercatat menguat 1,71% atau dua poin pada pukul 10.00 WIB. Saham BUKA diperdagangkan pada level Rp119 per saham.
Sebanyak 18,3 juta saham BUKA diperdagangkan dengan nilai transaksi sebanyak Rp2,1 miliar.
Kemudian saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) melemah pada pukul 10.00 WIB hari ini, Jumat (31/1/2025). Saham INTP melemah 0,42% ke level Rp5.850 per saham.
Sebanyak 260.500 saham INTP diperdagangkan hari ini, dengan nilai transaksi sebesar Rp1,5 miliar.
Sama seperti INTP, saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) tercatat melemah pada hari terakhir sebagai penghuni LQ45. Saham MTEL turun 1,47% ke level Rp670 per saham.
Baca Juga
Tercatat sebanyak 3,3 juta saham MTEL diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp2,2 miliar.
Sementara itu, sebanyak tiga saham yang akan menjadi penghuni indeks LQ45 yaitu CTRA, MAPA, dan JPFA mengalami pergerakan yang bervariasi.
Saham CTRA menguat 1,51% ke level Rp1.010 pada hari ini, menjelang 3 Februari 2025 saat konstituen baru LQ45 resmi berubah. Demikian pula dengan saham JPFA yang naik hingga 2% ke level Rp2.040.
Akan tetapi, saham MAPA tercatat melemah 1,52% ke level Rp970 per saham hari ini.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan hasil evaluasi penyesuaian ulang atau rebalancing terhadap sejumlah indeks utama, salah satunya indeks LQ45.
Bursa menyebut periode efektif konstituen indeks LQ45 yang baru akan berlaku mulai 3 Februari 2025 hingga 30 April 2025.
Dalam penyesuaian ulang kali ini, BEI memasukkan saham PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) ke dalam indeks paling likuid tersebut.
Sementara itu, konstituen yang keluar dari perhitungan indeks LQ45 di antaranya PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) hingga PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL).
Kocok ulang konstituen saham paling likuid ini belakangan menjadi krusial di tengah kinerja indeks sepanjang 2024 yang relatif minus terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan atau IHSG. Seperti diketahui, indeks LQ45 berada di bawah capaian atau underperform terhadap IHSG yang juga terkoreksi 2,65% sepanjang 2024 ke level 7.079.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar turut menyoroti peforma indeks LQ45 yang minus 15,6% sepanjang tahun 2024.
Mahendra menuturkan peforma minus indeks saham pilihan itu menunjukkan volatilitas yang tinggi dari pasar saham global sepanjang tahun lalu.
“Indeks LQ45 biasanya menjadi rujukan investasi fund manager global dan domestik justru melemah 15,6%,” kata Mahendra dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2025).
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.