Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham lapis dua kembali menunjukkan tajinya dalam mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sejumlah emiten seperti ANTM, PGEO hingga SSIA menjadi bintang di indeks IDX SMC Liquid, berkat momentum hilirisasi, transisi energi, hingga optimisme kawasan industri.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks IDX SMC Liquid naik 0,24% ke level 317,84 pada perdagangan Selasa (5/8/2025). Sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd), indeks yang berisi saham-saham lapis kedua ini telah menguat 4,26%, mengungguli kinerja indeks saham unggulan LQ45.
Pengamat Pasar Modal BNI Sekuritas Reydi Octa menilai potensi penguatan saham lapis dua masih terbuka lebar. Meski begitu, ia mengingatkan bahwa volatilitas tinggi menjadi risiko utama.
“Potensi penguatan indeks SMC Liquid masih terbuka, selama harga komoditas stabil dan tekanan global mereda. Apalagi saat ini terjadi rotasi dari saham big caps ke second liner yang bertumbuh,” ujar Reydi, Selasa (5/8/2025).
Ia menilai saham seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) hingga PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) masih akan menjadi penopang indeks, selama momentum positif dan sentimen sektoral tetap berlanjut.
Salah satu sentimen terkait dengan saham PGEO berasal dari langkah strategis Danantara. Seperti diberitakan Bisnis, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) melalui PT Danantara Asset Management (Persero) memfasilitasi kerja sama strategis antara PT Pertamina (Persero) (Pertamina) dan PT PLN (Persero) (PLN) untuk pengembangan energi panas bumi sebagai pembangkit listrik.
Baca Juga
Hal itu merupakan bagian dari agenda ketahanan energi nasional dan percepatan transisi menuju energi bersih. Kolaborasi dengan Danantara ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara semua pihak-pihak terkait.
Adapun, kerja sama dengan PLN dilakukan melalui PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan dengan Pertamina lewat PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO).
Sementara itu, Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan indeks SMC Liquid berkinerja kinclong, jauh mengungguli indeks lainnya seperti indeks LQ45 yang turun 4,71% didorong oleh sejumlah faktor.
"Kenaikan ini [indeks SMC Liquid] didorong oleh rotasi investor ke saham second liner yang valuasinya masih menarik, serta eksposurnya terhadap tema besar seperti hilirisasi, energi hijau, dan kawasan industri," kata Liza kepada Bisnis pada Selasa (5/8/2025).
Pendorong utama lonjakan ANTM, MDKA, dan PGEO misalnya didorong sentimen hilirisasi dan transisi energi. Kemudian, saham SSIA melejit didorong optimisme kawasan industri seiring masuknya foreign direct investment (FDI) dan proyek strategis.
Valuasi yang lebih murah dan minim tekanan jual asing juga menjadi pendorong kinerja indeks SMC Liquid tahun ini.
Liza menilai proyeksi ke depan SMC Liquid berpeluang naik lebih lanjut jika sentimen suku bunga dan proyek hilirisasi tetap positif. Namun, beberapa saham sudah mulai mahal, dan volatilitas bisa meningkat jika pasar global melemah.
Di sisi lain, terdapat sejumlah saham yang masih undervalue atau tergolong murah dinilai dari perhitungan price earning ration (PER) dan price to book value (PBV).
Sebagai catatan, nilai PER di bawah 10 kali dan PBV di bawah satu kali lazim dijadikan sebagai acuan sederhana untuk menilai sebuah saham dianggap murah atau terdiskon.
Mengacu data Bloomberg, setidaknya terdapat 20 saham di indeks SMC Liquid yang memiliki PER di bawah 10 kali dan PBV di bawah satu kali. Ke-20 saham di indeks SMC Liquid itu pun dinilai memiliki valuasi yang murah atau terdiskon.
Saham PGAS misalnya memiliki harga saham Rp1.625 per lembar pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (5/8/2025). Meski sudah menyentuh ribuan rupiah, akan tetapi secara valuasi saham PGAS masih tercatat cukup murah apabila dibandingkan dengan emiten sejenis di sektor yang sama.
Saham PGAS memiliki PBV sebesar 0,83 kali dan PER sebesar 8,27 kali. Sebagai catatan, investor kawakan Tanah Air, Lo Kheng Hong masuk 10 besar daftar pemegang saham PGAS. Jumlah yang dipegang sebanyak 273.786.100 (273,78 juta) atau setara dengan 1,13% sampai dengan akhir Juni 2025.
Saham PGAS pun berada dalam tren menguat pada perdagangan 2025. Harga saham PGAS telah menguat 13,13% ytd sampai perdagangan kemarin.
Selain PGAS, saham lain yang juga memiliki valuasi murah adalah saham emiten Grup Sinarmas PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP). Saham INKP yang ditutup pada harga Rp7.375 per saham per Selasa (5/8/2025) memiliki PBV sebesar 0,38 kali, dengan PER sebesar 7,97 kali. Harga saham INKP pun berada di zona hijau, menguat 9,39% ytd.
Kemudian, saham PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) memiliki PBV 0,86 kali dengan PER sebesar 8,81 kali pada harga Rp1.175 penutupan kemarin. Harga saham MEDC pun di zona hijau, menguat 8,76% ytd.
Saham PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mencatatkan PBV 0,80 kali dengan PER sebesar 6,22 kali pada harga Rp1.700 penutupan kemarin. Harga saham BNGA pun di zona hijau, menguat 7,27% ytd.
Saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) mencatatkan PBV 0,73 kali dengan PER sebesar 5,92 kali pada harga Rp1.380 penutupan kemarin. Harga saham LSIP pun di zona hijau, melonjak 49,3% ytd.
Berikut daftar 10 saham IDX SMC Liquid dengan PER <10x dan PBV <1x per 5 Agustus 2025:
No | Ticker | P/B | P/E |
1. | PGAS | 0,83 | 8,27 |
2. | INKP | 0,38 | 7,97 |
3. | ITMG | 0,80 | 4,18 |
4. | INTP | 0,92 | 9,74 |
5. | CTRA | 0,74 | 7,21 |
6. | MEDC | 0,86 | 8,81 |
7. | JSMR | 0,74 | 6,38 |
8. | BBTN | 0,47 | 5,14 |
9. | PWON | 0,83 | 7,41 |
10. | BSDE | 0,41 | 5,21 |
11. | LSIP | 0,73 | 5,92 |
12. | SMRA | 0,62 | 5,98 |
13. | BNGA | 0,80 | 6,22 |
14. | ERAA | 0,82 | 6,42 |
15. | SRTG | 0,49 | 6,63 |
16. | AUTO | 0,70 | 5,26 |
17. | MNCN | 0,16 | 3,97 |
18. | ELSA | 0,71 | 5,77 |
19. | PTPP | 0,20 | 6,36 |
20. | ADHI | 0,24 | 8,88 |
Sumber: Bloomberg
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.