Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUVA Mau Akuisisi Bukit Permai, Siapkan Rights Issue Rp240 Miliar

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) berencana mengakuisisi 55% saham Bukit Permai Properti guna memperkuat ekspansi di kawasan Uluwatu, Bali.
Karyawan beraktivitas didepan layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (16/7/2025)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas didepan layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (16/7/2025)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten terafiliasi Happy Hapsoro, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) berencana mengakuisisi 55% saham PT Bukit Permai Properti dalam upaya memacu pengembangan properti di Uluwatu, Bali. 

Direktur Utama BUVA Satrio menjelaskan bahwa pemilihan Bukit Permai Properti (BPP) sebagai target akuisisi didasarkan pada pertimbangan strategis dan komersial, termasuk potensi sinergi dengan portofolio perseroan. 

BPP merupakan pengembang properti dengan luas lahan sekitar 19,3 hektare yang terletak berdampingan dengan salah satu aset BUVA, Alila Villas Uluwatu. Untuk itu, rencana akuisisi diproyeksikan berkontribusi positif bagi perseroan. 

“Perseroan berencana untuk mengakuisisi kepemilikan mayoritas sebesar 55% dari saham BPP guna memberikan kendali strategis bagi perseroan dalam pengelolaan dan pengembangan aset BPP ke depan,” tutur Satrio dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (6/8/2025). 

Dia menambahkan bahwa rencana akuisisi perseroan diharapkan memberi nilai tambah dari sisi sinergi operasional dengan aset yang telah ada, sekaligus meningkatkan kapasitas pengembangan properti di Bali. 

Sementara itu, dana untuk mengambil alih mayoritas saham BPP nantinya berasal dari hasil penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue

BUVA rencananya akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 4,8 miliar saham dengan nominal mencapai Rp50 per saham. Artinya, perseroan berpotensi meraih dana hasil rights issue maksimal Rp240 miliar. 

“Perseroan menargetkan dana yang dihasilkan dari pelaksanaan HMETD sebanyak-banyaknya Rp240 miliar,” ungkap Satrio. 

Dia menuturkan bahwa pemegang saham pengendali maupun pemegang saham utama akan melaksanakan HMETD lebih dari porsi kepemilikannya apabila terdapat pemegang saham lain yang tidak mengeksekusi haknya. 

Nantinya, standby buyer atau pembeli siaga akan ditetapkan serta dipublikasikan secara resmi dalam prospektus HMETD sesuai ketentuan yang berlaku.

Pembeli siaga yang disiapkan mencakup PT Nusantara Utama Investama dan Hapsoro Sukmonohadi atau lebih dikenal sebagai Happy Hapsoro. 

Nusantara Utama Investama adalah perusahaan investasi yang berdiri sejak 27 April 2022 dan berkedudukan di Jakarta Selatan. Saat ini, perusahaan dipimpin Satrio sebagai Direktur dan Duddy Abdullah sebagai Komisaris.

Adapun Happy Hapsoro merupakan pengusaha yang aktif di berbagai sektor, khususnya energi, properti, dan perhotelan. Dia tercatat sebagai ultimate beneficial owner (UBO) di BUVA, PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA), PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), dan PT Sanurhasta Mina Tbk. (MINA). 

--

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Reni Lestari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro