Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.428, Dolar AS Perkasa

Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.428,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (3/10/2024).
Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.428,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (3/10/2024).Bisnis/Suselo Jati
Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.428,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (3/10/2024).Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.428,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (3/10/2024).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 1,05% atau 160,5 poin ke posisi Rp15.428,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau naik 0,19% ke posisi 101,86.

Sama seperti rupiah, mata uang Asia lainnya pun mengalami pelemahan. Dolar Hong Kong misalnya melemah 0,06%, dolar Singapura melemah 0,24%, dolar Taiwan melemah 0,64%, serta won Korea Selatan melemah 0,59%.

Selain itu, peso Filipina melemah 0,32%, yuan China melemah 0,11%, dan rupee India melemah 0,17%.

Adapun, mata uang di Asia yang mengalami penguatan adalah yen Jepang yang menguat 0,01%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sejumlah sentimen memengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Dari luar negeri, laporan ketenagakerjaan nasional ADP menunjukkan bahwa jumlah pekerja swasta AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada September 2024.

Selain itu, prospek konflik Timur Tengah yang meluas dapat mengganggu aliran minyak mentah dari wilayah pengekspor utama membayangi prospek pasokan global yang lebih kuat.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal untuk membuka ruang pemangkasan suku bunga acuan atau BI Rate lebih lanjut hingga akhir tahun ini. Penurunan suku bunga acuan dilakukan seiring dengan kondisi inflasi yang rendah, nilai tukar rupiah yang stabil, dan pertumbuhan ekonomi yang perlu terus didorong.

Kemudian, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi, seperti kebijakan suku bunga AS, dan Eropa, serta perkembangan ekonomi China.

Momentum penurunan suku bunga acuan BI diperkirakan mendukung pertumbuhan ekonomi agar tetap solid, terutama bagi industri perbankan. Pelonggaran kebijakan moneter BI tersebut diperkirakan akan mendorong penurunan cost of fund, yang selajutnya akan mendorong penurunan suku bunga kredit.

Untul perdagangan besok, Jumat (4/10/2024), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.410 - Rp15.500.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper