Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blue Bird (BIRD) Masuk Bisnis Baru, Ini Strateginya

Blue Bird masuk ke bisnis logistik baik ritel maupun business to business (B2B). Investasi menurutnya juga tetap dilakukan di sisi teknologi sesuai kebutuhan perseroan.
Pengemudi mengoperasikan taksi listrik Bluebird di sela-sela peluncurannya di Jakarta, Senin (22/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Pengemudi mengoperasikan taksi listrik Bluebird di sela-sela peluncurannya di Jakarta, Senin (22/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Blue Bird Tbk. masuk ke lini usaha baru sebagai salah satu strategi perseroan untuk mengerek kinerja keuangan di tengah pandemi Covid-19.

Head of Investor Relations Blue Bird Michael Tene menjelaskan bahwa terdapat beberapa strategi yang dilakukan perseroan untuk mengerek kinerja keuangan. Salah satunya dengan masuk ke bisnis baru.

Michael mengungkapkan emiten berkode saham BIRD itu masuk ke bisnis logistik baik ritel maupun business to business (B2B). Investasi menurutnya juga tetap dilakukan di sisi teknologi sesuai kebutuhan perseroan.

“Kami juga sudah mulai mengimplementasikan QR Code di dalam taksi dengan menggunakan QRIS sehingga memudahkan customer dalam melakukan pembayaran,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (28/7/2020).

Berdasarkan laporan keuangan semester I/2020, Blue Bird mengantongi pendapatan Rp1,15 triliun per 30 Juni 2020. Realisasi itu turun 39,87 persen dari Rp1,91 triliun pada semester I/2019.

Penurunan pendapatan itu sejalan dengan tergerusnya pendapatan dari segmen bisnis taksi perseroan. Nilai yang dikantongi turun 43,00 persen dari Rp1,51 triliun pada 30 Juni 2019 menjadi Rp864,76 miliar per akhir Semester I/2020.

Segmen nontaksi perseroan juga mengalami penurunan. Pendapatan dari lini itu tergerus 27,73 persen menjadi Rp289,45 miliar per akhir semester I/2020.

Di sisi lain, beban langsung perseroan turun 31,71 persen menjadi Rp946,27 miliar per 30 Juni 2020. Dengan demikian, BIRD mengantongi penurunan laba bruto 61,24 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp205,08 miliar pada akhir semester I/2020.

Sementara itu, beban usaha perseroan turun tipis 5,59 persen menjadi Rp312,58 miliar per 30 Juni 2020. Kondisi itu membuat BIRD harus membukukan rugi usaha Rp107,49 miliar pada semester I/2020 atau berbalik dari laba usaha Rp198,08 periode yang sama tahun lalu.

BIRD membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp93,67 miliar pada semester I/2020. Pencapaian itu berbanding terbalik dari laba bersih Rp158,37 miliar periode yang sama tahun lalu.

Michael menjelaskan bahwa kinerja semester I/2020 terdampak pandemi Covid-19. Hal itu terutama kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

“Tentunya menurunkan mobilitas masyarakat yang berdampak juga kepada performance kami,” jelasnya.

Kendati demikian, Michael mengungkapkan April 2020 menjadi posisi terendah secara bulanan. Posisi pendapatan menurutnya sudah mulai tumbuh secara bulanan pada Mei 2020 serta Juni 2020 meski belum kembali ke posisi Januari 2020—Februari 2020.

“Kalau kami lihat tren pertumbuhan bulan per bulan ini masih cukup kuat sehingga kami yakin kami sudah dalam recovery trajectory yang solid,” ujarnya.

Di sisi lain, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai dimulainya aktivitas ekonomi belum akan memulihkan kinerja keuangan BIRD pada semester II/2020. Pasalnya, sebagian besar masyarakat masih bekerja dari rumah.

“Kalau lihat dari tingkat congestion di kota-kota besar tidak terlalu tinggi. Secara umum, Covid-19 membuat aktivitas perekonomian individu masih terbatas,” jelasnya.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham BIRD menguat 20 poin atau 1,79 persen ke level Rp1.140 akhir sesi Selasa (28/7/2020). Secara year to date (ytd), pergerakan harga saham telah terkoreksi 55,42 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper