Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI Ambil Sikap Konservatif di Tengah Reli Pasar dan Meredanya Perang Dagang, Ini Alasannya

BNI ambil langkah konservatif jaga likuiditas dan kualitas aset meski pasar saham menguat dan IDX BUMN20 naik.
Pegawai melayani nasabah di kantor cabang BNI, Jakarta. BNI ambil langkah konservatif jaga likuiditas dan kualitas aset meski pasar saham menguat dan IDX BUMN20 naik. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai melayani nasabah di kantor cabang BNI, Jakarta. BNI ambil langkah konservatif jaga likuiditas dan kualitas aset meski pasar saham menguat dan IDX BUMN20 naik. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menyikapi penguatan pasar saham, khususnya indeks (IDX) BUMN20, dengan langkah yang tetap berhati-hati. Menurut data perdagangan, IDX BUMN20 menguat 1,71% atau 6,28 poin ke level 373,53 pada Jumat (16/5/2025). 

Di tengah euforia pasar akibat meredanya ketegangan geopolitik dan perang dagang antara Amerika Serikat dan China, BNI memilih pendekatan konservatif guna menjaga kualitas aset dan ketahanan likuiditas.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menjelaskan bahwa kondisi pasar saat ini memang menunjukkan pemulihan signifikan. Hal ini tecermin dari penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang berhasil menembus level psikologis 7.000, meningkat sekitar 12% dalam satu bulan terakhir. 

Okki memandang bahwa kinerja positif tersebut turut didorong oleh sentimen meredanya eskalasi perang dagang, potensi tercapainya kesepakatan perdagangan, ekspektasi penguatan nilai tukar rupiah, serta spekulasi terhadap pelonggaran kebijakan likuiditas oleh Bank Indonesia.

"BNI mengambil langkah konservatif di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tantangan di dalam negeri akibat adanya eskalasi perang dagang Amerika Serikat dan China. Langkah ini kami lakukan untuk menjaga kualitas aset dan ketahanan likuiditas dalam menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan," ujar Okki kepada Bisnis.com, dikutip Sabtu (17/5/2025).

Menurutnya, strategi ini diterapkan untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan melalui pengelolaan risiko yang ketat. BNI tetap menyalurkan kredit secara hati-hati dengan fokus pada segmen berisiko rendah. 

Hasilnya tecermin dalam kinerja kuartal I/2025. Rasio kredit bermasalah atau net performing loan (NPL) terjaga di level 2%, loan at risk (LAR) membaik menjadi 10,9%, serta terjadi efisiensi dalam biaya pencadangan alias credit cost.

Lebih lanjut, BNI juga mengandalkan penguatan struktur pendanaan berbasis transaksi melalui pengembangan inovasi digital. Dua produk digital unggulan, yaitu wondr by BNI dan BNIdirect, berkontribusi signifikan dalam mendorong pertumbuhan dana murah (CASA). 

"CASA ratio kami meningkat menjadi 70,5% pada kuartal I/2025, naik dari 69,7% pada periode yang sama tahun lalu," ujarnya.

Untuk target kredit, BNI tetap optimistis namun terukur. Perusahaan membidik pertumbuhan kredit sebesar 8–10% tahun ini, dengan realisasi sementara hingga kuartal I/2025 sudah mencapai 10,1%.

Dengan fundamental yang solid, stabilnya kualitas aset, serta likuiditas yang kuat, BNI meyakini bahwa strategi konservatif namun progresif akan menjaga kinerja positif perusahaan. 

"Kepercayaan investor terhadap BNI akan terus terjaga, apalagi dengan dukungan kami terhadap program-program pemerintah yang turut memperkuat struktur pembiayaan," sebut Okki.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper