Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah telah membuka penawaran obligasi ritel Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR014 pada 14 Juli hingga 7 Agustus 2025 dengan tingkat kupon 6,25% dan 6,35% per tahun. Analis menilai, penerbitan SBR014 akan memberikan sentimen netral.
Investment Analyst Capital Asset Management Martin Aditya menilai, besaran kupon yang ditawarkan seri SBR014, belum cukup menarik untuk dilirik para investor ritel. Salah satu alasannya, di tengah tren penurunan suku bunga, kupon SBR014 masih berkisar pada 6,25%–6,35%.
Dibandingkan seri SBR013 dengan BI Rate sebesar 6,25%, kupon yang ditawarkan sebesar 6,60% pada seri SBR013T4 dan 6,45% pada seri SBR013T2.
Kini, posisi SBR014 dinilai kurang menarik sebab di tengah pemangkasan suku bunga menjadi 5,50%, terdapat sejumlah instrumen investasi lainnya yang mampu memberikan kupon yang lebih menarik.
“Reksadana pendapatan tetap, kalau kita lihat beragam dari berbagai manajer investasi, bisa memberikan 7,5–8% per tahun,” katanya saat dihubungi, Senin (14/7/2025).
Adapun instrumen SBR014 diterbitkan dalam dua seri, yaitu SBR014T2 dengan tenor 2 tahun dan SBR014T4 dengan tenor 4 tahun. SBR014 diterbitkan dengan tingkat kupon mengambang dengan plafon minimal atau (floating with floor).
Baca Juga
Selain itu, Martin menilai, di tengah tren penurunan suku bunga, SBR dengan floating with floor menjadi kurang menarik. Hal itu berbeda jika SBR kali ini ditawarkan dengan fix rate, sehingga mampu membuat cashflow para investor lancar. Meskipun begitu, Martin menilai tidak ada sentimen negatif dari para investor di tengah penerbitan instrumen ini.
“Terkait minat investor, sih, sepertinya netral ya,” katanya singkat.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyampaikan pemerintah menargetkan dapat menghimpun Rp15 triliun dari penerbitan SBR014.
Untuk seri SBR014T2, tingkat kupon ditetapkan sebesar 6,25% untuk periode 3 bulan pertama (14 Agustus 2025 hingga 10 November 2025). Penetapan kupon itu merujuk pada formula BI Rate (5,5%) ditambah spread sebesar 75 basis poin (bps).
Sementara itu, tingkat kupon SBR014T4 ditetapkan sebesar 6,35% untuk periode 3 bulan pertama. Tingkat kupon itu merujuk pada formula BI Rate (5,5%) ditembah spread tetap 85 bps. Kupon pertama akan dibayarkan pemerintah pada 10 September 2025.
Pemerintah membatasi nilai maksimum pemesanan SBR014T2 sebesar Rp5 miliar dan SBR014T4 sebesar Rp10 miliar. Obligasi ritel itu diterbitkan tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan, tidak dapat dilikuidasi/dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada periode early redemption.
Periode setelmen early redemption atau pencairan awal SBR014 ditetapkan pada 10 September 2026 untuk SBR014T2 dan 10 September 2027 untuk SBR014T4.
Investor yang berminat untuk memesan SBR014 dapat menghubungi 17 bank, 5 perusahaan efek, dan 4 perusahaan fintech APERD yang ditunjuk Kemenkeu sebagai mitra distribusi.