Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada level 6.833,47 pada perdagangan hari ini, Senin (23/6/2025). Saham-saham emiten perminyakan tercatat menguat tersengat sentimen konflik Timur Tengah.
IHSGBerdasarkan data RTI Infokom, pada pukul 09.00 WIB IHSG dibuka melemah pada posisi 6.833,47. IHSG bergerak pada rentang 6.751—6.833 hingga pukul 09.04 WIB.
Tercatat, 63 saham menguat, 432 saham melemah, dan 123 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp11.868 triliun.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi salah satu saham yang turun hari ini, dengan melemah 2,37% ke level Rp3.700.
Lalu saham BBCA melemah 1,72% ke level Rp8.550, saham BMRI turun 2,43% ke level Rp4.810, dan saham ANTM melemah 2,50% ke level Rp3.120.
Sementara itu, saham migas seperti MEDC tercatat menguat pagi ini dengan naik 4,0% ke level Rp1.490 dan saham ENRG naik 8,94% ke level Rp390 pagi ini.
Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim menjelaskan sentimen utama datang dari seputar kecemasan akan dampak meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah terhadap ekonomi dan kenaikan harga energi.
Pada hari Sabtu (21/6/2025) waktu AS, akhirnya AS resmi mengebom tiga fasilitas nuklir di Iran, setelah pada akhir pekan lalu Presiden Trump mengatakan akan menunggu dua pekan sebelum memutuskan untuk ikut menyerang Iran.
Ratna menjelaskan ikut sertanya AS dalam konflik Israel-Iran ini diperkirakan akan semakin meningkatkan ketegangan geopolitik dan berpotensi mendorong kenaikan harga komoditas, terutama minyak mentah yang dapat mendorong kenaikan inflasi global.
“Jika hal tersebut terjadi akan membuat para bank sentral tidak dapat menurunkan suku bunga di tengah ekonomi global yang cenderung membutuhkan stimulus moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Ratna.
Pasar akan mencermati perkembangan konflik Timur Tengah, negosiasi dagang, pidato Chairman The Fed, serta data ekonomi seperti indeks PCE prices, serta indeks PMI di AS, Euro Area dan Jepang.
Di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi domestik akibat potensi kenaikan harga energi dan tarif impor AS, serta kondisi teknikal, Ratna memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi dan menguji support 6.820-6.850.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.