Bisnis.com, JAKARTA — Konflik Iran-Israel yang kian memanas setelah AS ikut mendukung Israel mendorong lonjakan harga minyak dunia. Harga saham deretan emiten minyak dan gas seperti PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) dan PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) pun terdongkrak.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham ENRG melonjak 5,59% pada perdagangan sesi pertama hari ini, Senin (23/6/2025) ke level Rp378 per lembar.
Harga saham MEDC ikut naik 2,71% ke level Rp1.460 per lembar. Kemudian, harga saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) naik 1,75% ke Rp160 per lembar.
Selain itu, harga saham PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) reli 5,76% ke Rp1.285 per lembar, PT Elnusa Tbk. (ELSA) naik 1,21% ke Rp500 per lembar, dan PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA) naik 3,01% ke Rp685 per lembar.
Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) pun naik 1,89% ke level Rp1.620 per lembar. Lalu, harga saham PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) naik 2,02% ke Rp2.530 per lembar.
Kinclongnya harga saham emiten migas itu terjadi seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia imbas konflik Iran dan Israel. Memanasnya kondisi di Timur Tengah membawa potensi gangguan pasokan energi global. Salah satu kekhawatiran adalah gangguan di Selat Hormuz kemudian dapat memicu lonjakan tajam harga minyak dunia.
Dalam riset yang dikutip dari Reuters pada Senin (23/6/2025), Goldman Sachs memperkirakan harga minyak mentah jenis Brent dapat melonjak sementara hingga US$110 per barel apabila arus minyak melalui Selat Hormuz—jalur vital pengiriman sekitar 20% minyak dunia—terpangkas setengahnya selama satu bulan, dan tetap turun 10% dalam 11 bulan berikutnya.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas David Kurniawan mengatakan seiring dengan kondisi geopolitik tersebut, pasar saham Indonesia akan terdampak negatif. Namun, terdapat sejumlah sektor saham yang terangkat.
"Geopolitik antara Israel-Iran masih krusial. Jika konflik mereda, minyak turun dan saham konsumen terangkat. Sebaliknya, jika eskalasi meningkat, pasar energi naik dan sektor pertahanan mendapat keuntungan," kata David dalam risetnya pada Senin (23/6/2025).
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta juga mengatakan ketegangan di Timur Tengah, yang dipicu oleh tindakan militer Israel terhadap Iran mampu mendorong harga minyak dalam tren naik.
"Kenaikan harga minyak dunia akan mendapatkan benefit bagi saham migas," kata Nafan kepada Bisnis.
Namun, menurutnya benefit yang didapatkan oleh saham-saham migas bisa jadi hanya jangka pendek, jika eskalasi perang di Timur Tengah perlahan menurun seiring terjadinya gencatan senjata.
Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dalam risetnya juga merekomendasikan sejumlah saham defensif di tengah risiko geopolitik, termasuk kondisi memanas di Timur Tengah.
"Mengingat perkembangan terkini, kami merekomendasikan investor untuk beralih ke sektor terkait komoditas, khususnya saham terkait minyak seperti MEDC dan AKRA," tulis Prasetya dalam risetnya.
Target Harga Saham Migas
Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak 16 sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk MEDC. Sebanyak tiga sekuritas merekomendasikan hold. Target harga saham MEDC sendiri berada di level Rp1.601,67 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Untuk saham AKRA, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak 21 sekuritas menyematkan rekomendasi beli. Lalu, satu sekuritas merekomendasikan hold untuk AKRA. Target harga saham AKRA sendiri berada di level Rp1.595,94 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Untuk saham ENRG, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak dua sekuritas menyematkan rekomendasi beli. Target harga saham ENRG sendiri berada di level Rp460 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Untuk saham ELSA, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak lima sekuritas menyematkan rekomendasi beli. Target harga saham ELSA sendiri berada di level Rp635 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Untuk saham ESSA, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak lima sekuritas menyematkan rekomendasi beli. Target harga saham ESSA sendiri berada di level Rp920 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Untuk saham PGAS, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak sembilan sekuritas menyematkan rekomendasi beli. Lalu, 11 sekuritas merekomendasikan hold dan dua sekuritas merekomendasikan sell untuk PGAS. Target harga saham PGAS sendiri berada di level Rp1.755,87 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Selain itu, untuk saham RAJA, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak dua sekuritas menyematkan rekomendasi beli. Target harga saham RAJA sendiri berada di level Rp2.200 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.