Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang menembus level 8.000 pada hari ini, Jumat (15/8/2025), seiring dengan menguatnya sentimen positif dari level mikro hingga global.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menilai tren ini mencerminkan fundamental yang solid dari emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Kami melihat perkembangan indeks saham juga mencerminkan fundamental perusahaan yang ada di bursa,” kata Mahendra, dikutip Jumat (15/8/2025).
Menurutnya, kenaikan IHSG bukan hanya mencerminkan kinerja perusahaan besar atau anggota indeks LQ45, melainkan juga perusahaan papan tengah yang kini jumlah emitennya terus bertambah. Hal ini, lanjutnya, membuat IHSG semakin representatif dalam menggambarkan kinerja luas emiten di berbagai sektor.
Selain faktor kinerja perusahaan, Ketua OJK menyoroti adanya perbaikan sentimen pasar yang didorong kondisi makroekonomi domestik dan global.
“Dalam beberapa waktu terakhir, kondisi global memberikan sedikit lebih kepastian. Memang belum sepenuhnya bebas risiko, tetapi lebih baik dibanding sebelumnya,” katanya.
Di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas menjadi faktor kunci kepercayaan investor. Pertumbuhan tersebut, katanya, merata di berbagai sumber perekonomian, mulai dari investasi, ekspor-impor, impor barang modal, belanja pemerintah, hingga meningkatnya kepercayaan konsumen maupun pelaku usaha.
“Banyak sentimen positif terjadi serentak di tingkat makro, mikro, maupun global. Harapannya, refleksi ini akan menjadikan kondisi ke depan semakin positif,” tuturnya.
Adapun, IHSG hari ini dibuka pada level 7.967 namun terus bergerak sampai pukul 09.07 WIB, IHSG bergerak ke level 7.935.
Menurut data RTI perdagangan efek menunjukkan nilai transaksi saham tercatat mencapai Rp2,1 triliun dengan volume 4,24 miliar saham. Adapun frekuensi transaksi sebanyak 193.068 kali.
Sebanyak 199 saham menguat, saham 233 terkoreksi, dan 208 saham tidak bergerak. Sedangkan untuk kapitalisasi pasar IHSG pada hari ini menjadi Rp 14.342,3 triliun.