Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fimperkasa (FIMP) Incar Pertumbuhan Proyek Infrastruktur

Emiten konstruksi PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) optimistis kinerja 2025 akan bertumbuh seiring dengan terbukanya peluang proyek infrastruktur dari APBN.
Emiten konstruksi PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) optimistis kinerja 2025 akan bertumbuh seiring dengan terbukanya peluang proyek infrastruktur dari APBN.
Emiten konstruksi PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) optimistis kinerja 2025 akan bertumbuh seiring dengan terbukanya peluang proyek infrastruktur dari APBN.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) optimistis kinerja bisnis di sepanjang 2025 akan bertumbuh seiring dengan terbukanya peluang bagi swasta untuk menggarap proyek infrastruktur yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Direktur Utama FIMP Mohamad Mulky Thalib menyampaikan penegasan Presiden Prabowo Subianto yang telah membuka ruang kepada swasta untuk berperan lebih besar dalam pengerjaan proyek infrastruktur negara akan menjadi peluang positif bagi perseroan dalam menumbuhkan kinerja pada 2025.

“Prospek usaha FIMP yang akan semakin positif pada tahun ini dan masa-masa mendatang, sejalan pula dengan komitmen pemerintah yang menyatakan akan memberikan peran lebih besar kepada swasta untuk menggarap proyek infrastruktur,” kata Mulky dalam Paparan Publik, Senin (23/6/2025).

Menurut Mulky, FIMP akan mengandalkan keahlian dan keunggulan kompetitif agar bisa terlibat dalam sejumlah proyek swasta maupun negara. Selain itu, pengerjaan proyek infrastruktur pemerintah juga akan mengurangi risiko ketergantungan perusahaan terhadap proyek tertentu.

Sebagai perusahaan di segmen jasa konstruksi kelas menengah, sejauh ini pesaing FIMP adalah PT PP Urban, PT Adhi Persada Gedung, PT Tatamulia Nusantara Indah, PT Catur Bangun Mandiri, PT Totalindo Eka Persada Tbk, PT Total Bangun Persada Tbk, PT Wijaya Kusuma Kontraktor, China State Construction Engineering, dan PT Nusa Raya Cipta Tbk.

FIMP akan menjajaki sejumlah proyek yang sesuai dengan bidang keahlian, seperti persiapan lahan, jasa pra-konstruksi dan proses konstruksi bangunan. Selain itu, FIMP juga akan mencermati belanja pemerintah terkait proyek pengembangan infrastruktur nasional.

Laporan Kementerian Keuangan menyebutkan bahwa anggaran infrastruktur pada APBN 2025 mencapai Rp400 triliun, sehingga kondisi fiskal ini diyakini semakin membuka peluang pertumbuhan kinerja FIMP yang telah berpengalaman di bidang konstruksi sejak 1993.

Dengan demikian, sambung Mulky, kinerja keuangan FIMP pada 2025 akan mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan realisasi kinerja keuangan di sepanjang 2024.

Tahun lalu, FIMP membukukan pendapatan usaha Rp5,87 miliar atau lebih rendah 17,9% (year-on-year) dibandingkan Rp7,15 miliar pada 2023. Seiring dengan penurunan kinerja di area top line tersebut, beban langsung yang dicatatkan FIMP di 2024 mengalami penurunan 16,9% (YoY) menjadi Rp4,38 miliar.

Laba bruto pada 2024 menjadi Rp1,49 miliar atau lebih rendah 20,7%. Adapun, laba bersih tahun berjalan di 2024 sebesar Rp310,07 juta atau menurun 51,7%.

Perseroan memutuskan untuk menempatkan seluruh laba bersih tersebut sebagai saldo laba, sehingga total ekuitas per 31 Desember 2024 menjadi Rp31,02 miliar atau bertumbuh 1,1% dibandingkan posisi per 31 Desember 2023 yang sebesar Rp30,69 miliar.

Hingga akhir 2024, total aset FIMP tercatat mencapai Rp35,65 miliar atau meningkat 2,7% (y-o-y), dengan jumlah kas dan bank sebesar Rp1,73 miliar atau melambung 2.661,6% dibandingkan dengan jumlah kas per 31 Desember 2023 yang senilai Rp62,66 juta.

“Kami telah berhasil melewati tantangan di sepanjang 2024 yang diakibatkan oleh ketidakpastian ekonomi dan Perseroan mampu menjaga kelangsungan usaha di tengah perlambatan kondisi ekonomi makro. FIMP optimistis kinerja di sepanjang tahun ini akan jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” papar Mulky.

Terkait pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 pada Senin (23/6/2025), para pemegang saham telah menyetujui seluruh agenda Rapat.

RUPST FIMP terdiri dari empat mata acara, yakni persetujuan laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan; persetujuan penggunaan laba bersih; persetujuan penunjukkan akuntan publik dan/atau kantor akuntan publik; serta penetapan gaji dan tunjangan anggota direksi dan komisaris.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper