Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat menguat pada penutupan perdagangan Senin (9/6/2025), saat perhatian investor tertuju pada negosiasi AS-China yang bertujuan meredakan sengketa perdagangan yang mengguncang pasar keuangan sepanjang tahun ini.
Melansir Reuters, Selasa (10/6/2025), indeks S&P 500 menguat 3,84 poin atau 0,06% ke 6.004,20. Nasdaq Composite melesat 57,93 poin atau 0,30% ke posisi 19.587,89. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average terkoreksi tipis 8,82 poin atau 0,02% dan ditutup di level 42.754,05.
Harapan akan tercapainya lebih banyak kesepakatan dagang antara AS dan mitra utamanya, diperkuat oleh laporan kinerja perusahaan yang solid serta data inflasi yang stabil, menopang reli saham sepanjang Mei. Indeks S&P 500 dan Nasdaq, yang didominasi saham teknologi, mencatatkan performa bulanan terbaik sejak November 2023.
S&P 500 kini hanya terpaut sekitar 2% dari rekor tertingginya yang tercipta Februari lalu, sementara Nasdaq berjarak sekitar 3% dari puncak Desember.
Pejabat tinggi dari kedua negara telah kembali ke meja perundingan, mencoba menindaklanjuti kesepakatan awal bulan lalu yang sempat meredakan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
CEO Longbow Asset Management Jake Dollarhide mengatakan pasar melihat setiap bentuk dialog dengan Beijing sebagai langkah maju, terlepas dari apakah dialog tersebut membuahkan hasil nyata atau tidak.
Baca Juga
”Selama belum terbukti sebaliknya, pelaku pasar akan tetap mempercayai pernyataan resmi pemerintah,” ujar Dollarhide.
Saham Amazon dan Alphabet, induk perusahaan Google, turut menopang penguatan S&P 500. Amazon mengumumkan rencana investasi senilai minimal US$20 miliar di Pennsylvania untuk memperluas infrastruktur pusat data, menambah miliaran dolar yang sebelumnya telah dikucurkan demi pengembangan kecerdasan buatan.
Namun, saham Apple tertekan usai pembukaan konferensi tahunan pengembang perangkat lunaknya yang dinilai minim gebrakan oleh investor.
Pekan ini, perhatian pasar akan tertuju pada rilis data utama seperti indeks harga konsumen (IHK) Mei 2025 yang dijadwalkan Rabu (11/6), serta data klaim awal pengangguran pada Kamis.
Kendati pelaku pasar memperkirakan Federal Reserve akan menahan suku bunga pekan depan, sinyal kenaikan inflasi tetap diwaspadai, apalagi tarif Trump berpotensi memicu lonjakan harga.