Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tensi Perang Dagang Kembali Memanas, Harga Emas Melesat

Harga emas melonjak lebih dari 2% pada Selasa (3/6/2025) ke level tertinggi dalam lebih dari tiga pekan di tengah meningkatnya sentimen penghindaran risiko.
Seorang pekerja mengangkat emas batangan dari mesin konveyor di pabrik Rand Refinery Ltd. di Germiston, Afrika Selatan. Bloomberg/Waldo Swiegers
Seorang pekerja mengangkat emas batangan dari mesin konveyor di pabrik Rand Refinery Ltd. di Germiston, Afrika Selatan. Bloomberg/Waldo Swiegers

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas melonjak lebih dari 2% pada Selasa (3/6/2025) ke level tertinggi dalam lebih dari tiga pekan di tengah tekanan terhadap dolar AS, meningkatnya risiko geopolitik, serta ketidakpastian ekonomi global.

Melansir Reuters, Selasa (3/6/2025), harga emas di pasar spot menguat 2,5% ke US$3.372,13 per troy ounce setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 8 Mei di awal sesi. Emas berjangka AS pun turut menguat 2,5% ke posisi US$3.397,20 per troy ounce.

Penguatan harga emas sebagian besar dipicu oleh pelemahan indeks dolar AS sebesar 0,5% terhadap sejumlah mata uang utama, yang membuat logam mulia ini lebih terjangkau bagi pembeli di luar Amerika Serikat.

Pasar saham global ikut tergelincir di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara Washington dan Beijing, serta menjelang pekan krusial yang dipenuhi agenda ekonomi dan politik, termasuk laporan ketenagakerjaan AS dan kemungkinan langkah dovish dari Bank Sentral Eropa.

Wakil Presiden sekaligus Kepala Strategi Logam Zanier Metals Peter Grant mengatakan ketidakpastian makin dalam usai pengumuman tarif baru pada Jumat lalu, termasuk rencana kenaikan tarif baja dan aluminium menjadi 50%, serta eskalasi konflik Rusia-Ukraina akhir pekan kemarin.

”Seluruh sentimen tersebut meningkatkan risiko geopolitik dan memicu sentimen penghindaran risiko,” kata Grant.

Konflik dagang AS-China kembali memanas setelah Presiden Donald Trump menuduh Beijing mengingkari komitmen untuk saling mencabut tarif dan hambatan perdagangan terkait mineral strategis.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengungkapkan bahwa komunikasi langsung antara Trump dan Presiden China Xi Jinping kemungkinan akan segera dilakukan demi meredakan ketegangan dagang.

Di saat yang sama, pelaku pasar tengah mencermati sinyal-sinyal dari Ketua The Fed Jerome Powell dan para pengambil kebijakan lainnya mengenai arah kebijakan suku bunga bank sentral.

Secara historis, emas kerap mendapatkan dukungan dalam rezim suku bunga rendah dan periode penuh ketidakpastian global.

Analis pasar City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada mencatat bahwa kekhawatiran seputar perang dagang baru, ketidakpastian fiskal, serta polemik plafon utang AS berpotensi memicu volatilitas harga emas.

"Untuk proyeksi harga emas, sentimen penghindaran risiko dan ketidakpastian fiskal ini sangat menguntungkan," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper