Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja marketing sales emiten properti tampak belum menggembirakan pada awal 2025. Tekanan daya beli masyarakat, serta tingginya suku bunga acuan alias BI Rate menjadi dua faktor yang membebani sektor ini.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menilai bahwa rata-rata pencapaian marketing sales emiten properti pada kuartal I/2025 masih tergolong underwhelming atau di bawah ekspektasi.
Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh melemahnya konsumsi domestik yang beriringan dengan tingginya kondisi suku bunga acuan. Bank Indonesia (BI) diketahui masih mempertahankan suku bunga di level 5,75%.
“Rata-rata kinerja marketing sales emiten properti memang masih underwhelming karena terjadinya kelesuan daya beli konsumsi domestik, disertai dengan faktor suku bunga acuan yang masih tinggi,” ujarnya, Selasa (13/5/2025).
PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), misalnya, membukukan marketing sales atau prapenjualan sebesar Rp3,15 triliun hingga kuartal I/2025. Perolehan tersebut menurun 5% dari periode sama tahun lalu yakni Rp3,3 triliun.
Head of Investor Relations Ciputra Development, Aditya Ciputra Sastrawinata, menjelaskan bahwa penurunan itu disebabkan oleh tingginya basis pada kuartal I/2025 yang didorong oleh peluncuran proyek baru di Sampali, Medan. Adapun pada tiga bulan pertama tahun ini, perseroan tidak merilis proyek baru.
Baca Juga
“Hal kedua adalah tahun ini bulan puasa sepenuhnya jatuh di dalam kuartal pertama, dibandingkan tahun lalu yang setengah di kuartal pertama dan setengah di kuartal kedua,” ujar Aditya saat dihubungi Bisnis beberapa waktu lalu.
Selain CTRA, kinerja prapenjualan PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) juga menurun. Hingga kuartal I/2025, perseroan mencatat perolehan marketing sales sebesar Rp331 miliar atau turun 14% year on year (YoY) dari posisi Rp385 miliar.
Emiten properti lainnya, seperti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) turut mengalami penurunan prapenjualan sebesar 68,94% YoY menjadi Rp466 miliar dari sebelumnya memperoleh Rp1,5 triliun pada kuartal I/2024.
Presiden Direktur PANI Sugianto Kusuma atau Aguan mengatakan bahwa realisasi prapenjualan pada awal tahun ini mencerminkan kondisi ekonomi yang memengaruhi perilaku konsumen dan iklim investasi sektor properti Indonesia.
“Kinerja kuartal I/2025 mencerminkan dampak dari faktor eksternal terhadap hasil jangka pendek, seperti volatilitas pasar global dan melambatnya aktivitas ekonomi,” ungkap Aguan dalam keterangan tertulis.
SUKU BUNGA ACUAN
Dari lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks saham properti dan real estat juga tertekan. Hingga perdagangan Jumat (9/5/2025), indeks tersebut parkir di level 737,35 atau mencerminkan penurunan sebesar 2,57% sejak awal tahun.