Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat ke posisi Rp16.761 pada perdagangan Selasa (29/4/2025). Pada saat bersamaan, greenback juga terpantau menguat tipis.
Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup menguat sebesar 94,50 poin atau 0,56% ke level Rp16.761 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,06% menuju 99,06.
Sementara itu, mata uang di Asia mayoritas menguat. Won Korea menguat 0,21% bersama yuan China sebesar 0,34%. Adapun, ringgit Malaysia dan peso Filipina ditutup perkasa dengan persentase masing-masing 0,99% dan 0,50%.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa saat ini terdapat ketidakpastian baru seputar kebijakan moneter AS, setelah Donald Trump mengumumkan rencana perombakan The Fed.
“Hal ini memicu kekhawatiran tentang independensi The Fed, yang mengirimkan riak ke pasar keuangan,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Selasa (29/4/2025).
Dia menyatakan investor kini tengah mencermati sejumlah rilis data AS, termasuk PMI manufaktur dan jasa pada April 2025 guna mengetahui arah ekonomi.
Baca Juga
Menurutnya, rangkaian rilis tersebut dapat semakin menggarisbawahi dampak tarif terhadap perekonomian, dengan kondisi manufaktur dan jasa di berbagai negara ekonomi utama diperkirakan bakal melemah.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) Maret 2025 surplus US$4,33 miliar, naik US$1,23 miliar dari bulan sebelumnya. Namun, menurun secara tahunan sebesar US$0,25 miliar.
Pada Maret 2025, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar US$4,33 miliar atau naik sebesar US$1,23 miliar secara bulanan. Dengan demikian, NPI telah mencatatkan surplus selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Surplus NPI Maret 2025 ditopang oleh surplus dari komoditas nonmigas sebesar US$6 miliar, dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), serta besi dan baja (HS 72).
“Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit US$1,67 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah,” pungkas Ibrahim.
Dengan situasi saat ini, dia memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup menguat di rentang Rp16.750 - Rp16.810 pada Rabu (29/4/2025).
__________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.