Bisnis.com, JAKARTA — Harga batu bara masih melanjutkan tren pelemahan sepanjang 2025.
Berdasarkan data Bloomberg, Senin (28/4/2025) malam, harga batu bara Newcastle telah menyentuh level US$93,75 per ton atau terendah sejak empat tahun terakhir.
Terakhir kali harga acuan ‘emas hitam’ sempat menyentuh level US$93,80 per ton adalah 5 Mei 2021.
JP Morgan dalam laporan terbarunya menegaskan bahwa belum ada katalis terbaru yang akan memengaruhi perubahan harga komoditas batu bara.
Perbankan investasi asal Amerika Serikat itu menegaskan bahwa harga acuan batu bara berkalori rendah (4200 kcal) Newcastle tetap di bawah US$100 per ton dan harga acuan batu bara Indonesia berada di bawah US$50 per ton.
Hingga Minggu (20/4/2025), harga acuan batu bara itu masing-masing telah turun sekitar 7% dan 23% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD).
Baca Juga
“Kami pikir harga batu bara Indonesia akan tetap lemah untuk saat ini, dan kami tidak melihat katalis langsung untuk membalikkan ini tanpa respons pasokan,” tulis Arnanto Januri dan tim riset JP Morgan dalam riset bertajuk ‘Indonesia Coal’ yang dirilis Minggu (20/4/2025).
Minimnya katalis itu tecermin dari sederet data produksi dan impor batu bara di negara-negara tujuan utama pengapalan komoditas itu. JP Morgan melaporkan, produksi batu bara domestik China meningkat sebesar 8% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada kuartal I/2025.
Pada periode yang sama, harga batu bara domestik China turun sebesar 13% YtD. Data terbaru menunjukkan bahwa impor batu bara China pun berkontraksi sebesar 6% YoY pada Maret 2025.
“[Data impor batu bara China] menandakan bahwa harga domestik lebih menarik daripada impor, yang [menjadi sentimen] negatif untuk batu bara Indonesia.”
Di sisi lain, India, sebagai importir batu bara metalurgi terbesar kedua setelah China, telah mencatatkan perlambatan impor komoditas tersebut sejak semester II/2024. Padahal, produksi baja di India masih tetap kuat.
JP Morgan mencatat impor batu bara PCI (pulverized coal injection) India telah melonjak sejak akhir kuartal IV/2024. Komoditas ini merupakan batu bara yang dihaluskan dan disuntikkan ke dalam tanur sembur (blast furnace) dalam proses pembuatan baja.
Batu bara PCI ini dapat digunakan untuk menggantikan sebagian batu bara kokas dalam proses pembuatan baja dengan biaya yang lebih rendah.
“Tim India Basic Materials kami menunjukkan bahwa impor batu bara PCI India dari Rusia telah meningkat menjadi 65%–75% dibandingkan dengan 30%–50% pada tahun-tahun sebelumnya,” jelas Arnanto.