Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menanti Guyuran Dividen Jumbo Emiten Topang Penguatan IHSG

Musim pembagian dividen diperkirakan akan mendorong penguatan IHSG secara terbatas pada kuartal II/2025.
Erta Darwati,Annisa Kurniasari Saumi
Selasa, 29 April 2025 | 06:12
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (19/1/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (19/1/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Musim pembagian dividen diperkirakan akan mendorong secara terbatas penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada kuartal II/2025.

Sejumlah emiten seperti PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG), PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk. (ELPI), PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA), PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA), hingga PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) telah secara resmi mengumumkan rencana pembagian dividen.

Analis sekaligus founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan bahwa kontribusi musim pembagian dividen terhadap penguatan IHSG pada kuartal II/2025 akan bersifat sementara dan selektif. 

"Secara historis, pembagian dividen memang kerap menjadi katalis positif, meningkatkan likuiditas dan mendorong technical rebound. Akan tetapi, daya dorong tersebut diprediksi terbatas mengingat tekanan global belum menunjukkan tanda-tanda mereda," katanya, Senin (28/4/2025).

Dia melihat bahwa sentimen perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang berlarut-larut, perlambatan ekonomi global, ketidakpastian pertumbuhan di China, serta suku bunga tinggi di AS menjadi faktor eksternal yang terus membayangi kinerja pasar.

Meski begitu, dia mengatakan bahwa investor domestik saat ini mulai menunjukkan sinyal selektif optimistis pada pasar.

Menurutnya, minat akumulasi terlihat pada saham-saham berdividen tinggi dengan fundamental solid, serta sektor-sektor defensif seperti energi, konsumer primer, kesehatan, dan perbankan besar. 

Dia mengungkap bahwa emiten seperti AKRA, AALI, PRDA, serta bank papan atas seperti BBCA dan BBRI mulai memperlihatkan tanda-tanda akumulasi di tengah volatilitas. 

"Saham-saham berbasis peluang teknikal seperti Petrosea (PTRO) dengan target harga Rp3.000, Mineral Batu Bara Makmur (MBMA) target Rp350, Rukun Raharja (RAJA) target Rp2.500, dan Japfa Comfeed (JPFA) target Rp2.030, juga mencuri perhatian pelaku pasar yang memburu peluang di tengah mulai membaiknya sentimen," ujarnya.

Menurutnya, dalam lanskap pasar yang cenderung berhati-hati saat ini, beberapa emiten menawarkan kombinasi menarik antara dividen yield tinggi dan fundamental solid, serta menjadi incaran investor yang mengutamakan pendapatan pasif sekaligus defensifitas portofolio.

Dia menjelaskan bahwa TAPG dan AALI membukukan estimasi yield sekitar 3% dengan prospek stabil berkat harga CPO yang tetap kuat. AKRA yang bergerak di sektor logistik dan energi mencatatkan yield 8,3% dengan fundamental yang kokoh, menjadikannya salah satu pilihan utama dengan rekomendasi buy dengan target harga Rp1.320.

Lalu, PRDA di sektor kesehatan dan SCMA di media, meski menawarkan yield lebih moderat, tetap menarik karena berasal dari sektor-sektor yang lebih tahan banting terhadap risiko perlambatan ekonomi.

"SCMA direkomendasikan buy dan target harga Rp230. Meski demikian, selektivitas tetap menjadi kata kunci, sebab yield tinggi tanpa dukungan kinerja fundamental justru bisa menjadi jebakan bagi investor," ujarnya.

Kemudian dia mengatakan bahwa peta pasar yang masih sangat dinamis, musim dividen pada tahun ini diharapkan bukan sekadar menjadi pelipur lara di tengah tekanan, tetapi juga menjadi momentum awal menuju pemulihan IHSG yang lebih berkelanjutan.

Menurutnya, disiplin dalam memilih saham, memanfaatkan peluang dari momentum dividen, dan kesiapan menghadapi tantangan global akan menjadi kunci utama bagi investor untuk bertahan, bahkan meraih peluang besar di tengah pasar yang penuh dinamika saat ini.

IHSG
IHSG

Sementara itu, Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan menjelaskan musim dividen pada kuartal II/2025 dapat memberikan sentimen positif terhadap IHSG, terutama melalui saham-saham yang berkapitalisasi pasar besar yang membagikan dividen secara signifikan. 

"Namun, pengaruh ini mungkin bersifat sementara, mengingat tekanan dari faktor eksternal dan volatilitas pasar yang masih tinggi," kata Felix, Senin (28/4/2025).

Felix melanjutkan, pembagian dividen ini dapat memberikan dukungan terhadap IHSG dalam jangka pendek. Beberapa faktor eksternal tercatat masih menjadi ganjalan bagi IHSG a.l. kebijakan tarif AS.

Adapun, kebijakan tarif itu telah menekan kinerja ekspor dan memicu kepanikan di pasar saham global, termasuk Indonesia.

Kemudian ketidakpastian ekonomi global, termasuk potensi resesi dan kebijakan moneter ketat di negara maju, dapat memengaruhi aliran dana ke pasar negara berkembang.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan kontribusi banyak atau sedikitnya dividen terhadap kekuatan IHSG bergantung pada seberapa besar dividen yield yang diberikan. 

"Karena ini penting, mengingat volatilitas di pasar saham juga tengah berada dalam posisi yang tinggi," ujar Nico, Senin (28/4/2025). 

Apabila dividen yield tidak menarik, pelaku pasar dan investor tentu saja akan mengurungkan niat untuk bisa masuk ke dalam pasar saham dan lebih memilih obligasi sebagai salah satu tempat untuk berinvestasi karena kepastian dan besaran imbal hasil yang diberikan. 

Nico juga menuturkan pertimbangan selain dividen yield adalah situasi dan kondisi pasar yang ada saat ini. Apabila sentimen global mendukung, hal tersebut menjadi sebuah alasan bagi pelaku pasar dan investor untuk bisa mulai masuk ke dalam aset-aset yang berisiko, saham salah satunya.

Adapun menurut Nico, sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi IHSG adalah ketidakpastian cerita mengenai tarif yang ditunda selama 90 hari, eskalasi perang yang meningkat antara AS dengan China, lalu keberpihakan negara-negara lain antara China dengan AS, serta ekonomi dalam negeri yang juga belum mendukung.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper