Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Terus Naik, Terkerek Pengenaan Sanksi AS ke Kilang China

AS diketahui memberikan sanksi kepada kilang minyak China karena diduga membeli minyak dari Iran.
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah dunia terus merangkak naik setelah pengenaan sanksi AS ke kilang minyak China untuk pertama kali. Hal ini bertujuan untuk menghambat aliran minyak dari Iran.

Dilansir Bloomberg pada Jumat (21/3/2025), harga minyak mentah West Texas Intermediate naik mendekati US$69 per barel setelah naik pada hari Kamis, sedangkan minyak mentah Brent ditutup pada harga US$72.

AS diketahui memberikan sanksi kepada kilang minyak China Shandong Shouguang Luqing Petrochemical Co. dan kepala eksekutifnya karena diduga membeli minyak Iran. Langkah ini menjadi intervensi pertama pemerintahan Trump dalam sistem penyulingan minyak China.

Harga minyak mentah berada pada jalur kenaikan terbesar dalam satu minggu sejak pertengahan Januari, setelah data AS memicu optimisme atas konsumsi di konsumen minyak terbesar.

Namun, kenaikan dibatasi oleh faktor pesimis, termasuk perang dagang global yang meningkat dan momok pasokan OPEC+ yang lebih banyak mulai bulan depan.

Sementara itu, Reuters menyampaikan pada Kamis kemarin, Pemerintah AS mengeluarkan sanksi terkait Iran, yang menargetkan entitas, termasuk kilang independen China untuk pertama kalinya, dan kapal yang memasok minyak mentah ke kilang.

China adalah importir minyak Iran terbesar. Sebagai informasi, Iran memproduksi lebih dari 3 juta barel minyak mentah per hari. "Kami mencari semacam katalis untuk bergerak dan itulah tiket yang mendorong kami kembali ke posisi tertinggi," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.

Adapun, OPEC+ mengeluarkan jadwal baru bagi tujuh negara anggota termasuk Rusia, Kazakhstan, dan Irak untuk melakukan pemangkasan produksi minyak lebih lanjut sebagai kompensasi atas pemompaan yang melebihi level yang disepakati.

Rencana tersebut akan mencakup pemangkasan bulanan antara 189.000 barel per hari dan 435.000 barel per hari, menurut tabel di situs web OPEC. Pemangkasan yang dijadwalkan berlangsung hingga Juni 2026.

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS naik 1,7 juta barel, melampaui ekspektasi kenaikan 512.000 barel dalam jajak pendapat Reuters sebelumnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg, Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper